BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Cukup menarik dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Kalimantan Selatan (Kalsel) kali ini. Di luar dugaan, banyak petahana di DPRD Kalsel yang harus mengakui keunggulan caleg pendatang baru.
Berdasarkan dari, dari 55 anggota DPRD Kalsel hasil pemilu 2024, 34 orang diantaranya wajah baru. Sisanya sebanyak 21 orang adalah petahana.
Adanya fenomena tersebut,
pengamat politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Taufik Arbain melihat banyaknya caleg baru yang mengalahkan petaha ada beberapa faktor penyebabnya.
Menurut Taufik, diantaranya ketidakmampuan dalam merawat konstituen hingga akhir. Tidak sedikit konstituen petahana yang tercerai berai di saat terakhir, karena ketidakmampuan merawat dengan berbagai strategi. Tentu ini tak lepas dari persaing, baik di internal partai maupun eksternal partai.
“Para petahana juga tidak mampu mempetakan siapakah figur terberat dalam satu dapil baik sesama partai maupun luar partai,” kata Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar.
Ditambahkan Taufik, ada cenderungan bermain sendiri, sehingga tidak mampu meraih jumlah suara sampai pada satu kursi atau tergeser, karena belum memenuhi perhitungan kursi tambahan dari rumus sainte lague.
Padahal, lanjut Taufik, rumus sainte lague ini sangat memerlukan kerjasama dan kolaborasi, sehingga saling membesarkan total suara dalam satu dapil atau persaingan internal dalam membesarkan total suara.
“Tidak sedikit raihan kursi, karena ada pemain dan pendatang baru yang sama- sama gaspol. Sehingga satu dapil didominasi partai mereka, karena adanya kader-kader partai yang mencaleg sangat gaspol terlebih pendatang baru,” jelasnya.
Lalu, lanjut Ketua Umum Dewan Kesenian Kalsel periode 2023-2028 terjadi gap perolehan suara. Padahal, masih satu partai. Misal, suara DPR RI dominan dan dapat kursi, tetapi tidak untuk tingkat DPRD provinsi dan kabupaten.
“Ini artinya caleg tersebut tidak saling koordinasi dalam membesarkan suara partai, tetapi lebih kepada ego diri sendiri. Tentu kader model seperti ini mesti mendapatkan lampu kuning dari pimpinan partai agar ada kedewasaan dalam berpartai dan terbangun sistem politik yang baik,” jelas Taufik.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik dan Pembangunan Daerah ini mengatakan, sangat memungkinkan juga para pendatang baru adalah kader terbaik dan terlatih dalam melakukan komunikasi dengan konstituen.
“Strategi yang jitu, penguasaan seluruh media kampanye, teknik tandem yang linear serta memiliki modal finansial politik yang cukup juga menjadi faktor mengapa banyak caleg pendatang bisa mengalahkan petahana,” ucap pria kelahiran Amuntai ini.
Yang terakhir, beber Taufik adanya ‘black market’ suara saat proses perhitungan dan menuju penetapan, sehingga melahirkan dinamika penggeseran perolehan kursi, khususnya kursi terakhir pertama dan kedua dari bawah.
“Fakta ini juga menjadi bagian potensi mengapa banyak caleg petahana yang tumbang dalam Pileg 2024,” pungkas pria kelahiran 1974 ini. (ful/KPO-3).
Caleg Petahana Terpilih di DPRD Kalsel
- Suripno Sumas (PKB)
- Habib Musa Assegaf (PKB)
- Hormansyah (PKB)
- Jihan Hanifa (Gerindra)
- Nor Fajri (Gerindra)
- Rosehan NB (PDI P)
- M Syaifuddin (PDI P)
- H Dewi Damayanti Said (Golkar)
- Hj Syarifah Rugayah (Golkar)
- Hj Haryatie (Golkar)
- Attailah Hasbi (Golkar)
- H Supian HK (Golkar)
- M Yani Helmi (Golkar)
- Burhanuddin (Golkar)
- Iberahim Noor (Nasdem)
- Gusti Miftahul Chotimah (Nasdem)
- Ardiansyah (PKS0
- Firman Yusi (PKS)
- Habib Zein Bahasyim (PAN)
- Agus Mulia Husin (PAN)
- Gusti Abidinsyah (Demokrat)
Caleg Terpilih Pendatang Baru di DPRD Kalsel
- Habib Farhan Husein (PKB)
- M Yadi Mahendra (PKB)
- Dirham Zain (PKB)
- Ilham Noor (Gerindra)
- Habib Yahya Assegaf (Gerindra)
- M Alpiya Rahman (Gerindra)
- H Firmansyah (Gerindra)
- H Husnul Fatahilah (Gerindra)
- H Zainuddin (PDI P)
- Hj Mukarramah (Golkar)
- H Achmad Maulana (Golkar)
- Halida Noviasari (Golkar)
- Dewi Raisha Aprilia (Golkar)
- Gusti Iskandar SA (Golkar)
- Rahimullah (Golkar)
- H Mustohir Arifin (Nasdem)
- Ahmad Sarwani (Nasdem)
- Mustaqimah (Nasdem)
- H Jahrian (Nasdem)
- H Kartoyo (Nasdem)
- Harry Khairil (Nasdem)
22.Umar Sadik (Nasdem) - Rudini Aidi Salman (Nasdem)
- Mushaffa Zakir (PKS)
25.H abib Umar Hasan Alie (PKS) - H Taufik Rahman (PKS)
- Habib Hamid Bahasyim (PKS)
- Rais Ruhayat (PAN)
- Habib Umar Assegaf (PAN)
- Desy Oktavia Sari (PAN)
- Adrizal (PAN)
- Bambang Yanto Permono (Demokrat)
- Yudistira Bayu Budjang (Demokrat)
- Sadam Husin Nafarin (PPP)