BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Republik Indonesia melakukan uji kesiapan operasi pencarian dan pertolongan di Basarnas Banjarmasin pada 2-6 September 2024.
Uji kesiapan ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan personel dalam menjalankan tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku serta meningkatkan koordinasi dalam operasi pencarian dan pertolongan di lapangan.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan kantor SAR dalam menjalankan operasi pencarian dan pertolongan, terutama dalam hal mengkoordinasikan pengerahan sumber daya. Basarnas Banjarmasin dinilai dari kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai situasi darurat, termasuk kecelakaan dan bencana di wilayah Kalsel.
Direktur Operasi Basarnas RI, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Edy Prakoso, menyatakan bahwa uji lakops ini bertujuan untuk menilai kesiapan personel dalam menghadapi situasi darurat yang berpotensi membahayakan manusia. “Evaluasi ini juga diharapkan mampu memberikan pembekalan tambahan kepada personel terkait layanan operasi dan layanan khusus yang mereka tangani,” katanya.
Dalam pelaksanaan uji lakops, skenario yang digunakan adalah kecelakaan kapal, yang merupakan salah satu jenis kedaruratan paling umum di Kalsel.
Prakoso menjelaskan, kecelakaan di laut dan beberapa area lainnya sering menjadi fokus penanganan oleh Basarnas di wilayah tersebut.
Prakoso juga menekankan pentingnya kesiapan personel dalam menghadapi berbagai kejadian darurat.
“Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan kantor SAR dapat meningkatkan kemampuan personel serta memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk lebih siap dalam menangani situasi mendesak,” tambahnya.
Selain itu, Prakoso menyoroti pentingnya edukasi dan komunikasi intensif antara Basarnas dan pemerintah daerah.
Ia menekankan perlunya pertemuan lebih lanjut untuk membahas potensi kecelakaan dan strategi penanggulangan yang lebih efektif.
Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Banjarmasin, I Putu Sudayana mengatakan, wilayah Kalsel memiliki tantangan geografis yang cukup berat, dengan kecelakaan kapal sebagai kasus yang paling sering terjadi.
Ia berharap komunikasi yang baik antara warga dan Basarnas dalam pelaporan insiden dapat membantu mengurangi jumlah korban jiwa, meskipun tim SAR sering menghadapi kendala seperti cuaca dan minimnya informasi dari warga. (dev/K-7)