Keputusan naik atau tidaknya PPN harus dijadikan pertimbangan oleh pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pemerintah diminta menunda kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang rencananya akan diberlakukan mulai Januari 2025 tahun depan.
Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin, HM Faisal Hariyadi berpendapat, penundaan itu atas pertimbangan ekonomi nasional saat ini dan pendapatan masyarakat.
Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal kepastian kenaikan PPN dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR RI, belum lama ini.
Kepada [KP] Selasa (19/11/2024 Faisal Hariyadi mengkhawatirkan efek dari kenaikan PPN itu bukan hanya akan menurunkan daya beli masyarakat, tapi akan melemahkan perekonomian.
Faisal mengatakan, bahwa keputusan naik atau tidaknya PPN harus dijadikan pertimbangan oleh pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
Dijelaskan, Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap transaksi jual beli barang atau jasa yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).
“ Dalam hal ini meskipun kewajiban memungut,menyetor dan melaporkan PPN berada pada PKP, namun beban pajak secara langsung dibebankan kepada konsumen,” kata Faisal Hariyadi.
Ia menilai, kenaikan PPN hanya akan menambah beban hidup masyarakat golongan kelas menengah.
Terlebih warga kelas menengah ini menjadi tulang punggung keluarga karena akan menambah pengeluaran mereka atas kenaikan PPN tersebut.
“ Padahal warga kelas menengah ini sudah dibebani berbagai kewajiban, seperti jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan keselamatan kerja dan lainnya,” ujarnya.
Dia mengemukakan, masyarakat kelas menengah umumnya meski memiliki penghasilan, namun kebanyakan gaji yang diterima masih jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Lebih jauh ia mengatakan, dengan gaji tidak seberapa bahkan di bawah UMP tersebut banyak masyarakat kelas menengah tidak memiliki ruang untuk memikirkan masa depan dirinya dan masa depan untuk keluarganya sendiri.
“ Seperti menyisihkan penghasilan untuk menabung agar bisa memiliki rumah sendiri serta mempersiapkan untuk membiayai masa depan pendidikan anak-anak mereka,” demikian kata Faisal Hariyadi. (nid/K-3)