Oleh: Ahmad Syawqi
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin
Dalam beberapa pekan ini kita banyak sekali disuguhkan dengan berbagai berita terkait dengan pembuatan Uang Palsu yang diproduksi oleh sebuah lembaga pendidikan melalui unit pelaksananya yang bernama “Perpustakaan”. Perpustakaan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Berkaca dari fungsi perpustakaan tersebut di atas, ketika fungsi perpustakaan bisa dijalankan dengan baik tentunya akan memberikan dampak yang luar biasa dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Sebaliknya ketika fungsi perpustakaan disalahgunakan, maka akan memberikan dampak yang tidak baik terhadap lembaga tersebut.
Posisi Sentral
Jika berkaca dalam sejarah Islam, peran perpustakaan pada zaman kejayaan Islam memiliki posisi yang sangat urgent, sehingga marwah sebuah perpustakaan sangat terjaga dengan baik. Istilah marwah yang berasal dari bahasa Arab memiliki arti “kesucian” atau “keberanian”, yang dalam konsep ajaran Islam sebagai simbol yang mengajarkan kebajikan dan kehormatan dalam kehidupan.
Marwah perpustakaan mencakup reputasi, citra, serta integritasnya sebagai lembaga yang memberikan kontribusi positif bagi pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat. Diantara perpustakaan Islam yang sangat terkenal marwahnya seperti Perpustakaan Baitul Hikmah (Irak) yang didirikan pada abad ke-8 M, menjadi pusat pengetahuan dan penelitian, Perpustakaan Cordoba (Spanyol) berdiri pada abad ke-9 M, menjadi pusat pengetahuan dan kebudayaan Islam, Perpustakaan Al-Azhar (Mesir) berdiri pada abad ke-10 M, menjadi pusat pengetahuan dan pendidikan Islam.
Banyak posisi penting yang bisa difungsikan melalui perpustakaan Islam saat itu dan terus berkembang saat ini. Hal utamanya adalah hadirnya perpustakaan dijadikan sebagai pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan, terutama dalam bidang filsafat, kedokteran, matematika, astronomi, dan lainnya. Perpustakaan menjadi tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan menyediakan akses ke berbagai sumber daya.
Hal yang tak kalah pentingnya juga perpustakaan sebagai Pusat Pendidikan dan Pembelajaran. Perpustakaan menjadi bagian dari sistem pendidikan formal, dengan menyediakan bahan ajar dan sumber daya pembelajaran. Perpustakaan menjadi pusat pembelajaran masyarakat, dengan menyediakan akses ke pengetahuan dan informasi bagi masyarakat. Perpustakaan juga dijadikan sebagai pusat penyebaran agama Islam, dengan menyediakan akses ke teks-teks agama dan karya-karya ulama. Perpustakaan menjadi pusat kebudayaan, dengan menyediakan akses ke karya-karya sastra, seni, dan sejarah. Perpustakaan menjadi pusat komunitas, dengan menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berkumpul, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan. Perpustakaan menjadi pusat bantuan, dengan menyediakan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Intinya hadirnya perpustakaan pada zaman kejayaan Islam sangat signifikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat. Perpustakaan menjadi simbol kebanggaan dan kekuatan peradaban Islam yang tentunya juga masih sangat berpengaruh saat sekarang.
Upaya Menjaga Marwah
Menjaga marwah atau kehormatan sebuah perpustakaan adalah tanggung jawab yang tidak hanya terletak pada pustakawan atau pengelola perpustakaan, tetapi juga melibatkan seluruh pihak yang terlibat, baik itu pengguna, pemangku kepentingan, maupun masyarakat umum. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga marwah atau kehormatan perpustakaan, Pertama adalah menjaga profesionalisme dalam pengelolaan perpustakaan. Profesionalisme adalah salah satu kunci utama untuk menjaga kehormatan sebuah perpustakaan. Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan koleksi, Pustakawan, tata kelola hingga interaksi dengan pengunjung. Pastikan koleksi yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan berkualitas. Koleksi yang terorganisir dengan baik dan relevan dengan kebutuhan akademik, penelitian, atau budaya akan memperkuat citra perpustakaan sebagai sumber daya informasi yang terpercaya. Pustakawan juga harus selalu dilatih untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola perpustakaan
, memberikan layanan yang baik, serta menggunakan teknologi terbaru dalam pengelolaan informasi. Pustakawan yang profesional akan menambah kepercayaan publik terhadap perpustakaan. Termasuk semua kebijakan, prosedur, dan program yang ada di perpustakaan harus jelas dan transparan. Pengunjung perlu merasa bahwa mereka diperlakukan secara adil dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kedua, mengutamakan etika dan integritas dalam layanan. Etika dan integritas pustakawan dan pengelola perpustakaan memainkan peran penting dalam menjaga marwah perpustakaan. Tindakan yang tidak etis atau tidak profesional dapat merusak reputasi dan kepercayaan publik terhadap perpustakaan. Menjaga kerahasiaan data dan informasi pengguna adalah hal yang sangat penting. Pengguna harus merasa aman saat menggunakan layanan perpustakaan, baik itu dalam hal peminjaman buku, akses ke informasi pribadi, atau penggunaan fasilitas lainnya. Pustakawan harus menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam konflik kepentingan. Mereka harus memberikan layanan yang setara kepada semua pengguna tanpa membedakan latar belakang atau afiliasi.
Ketiga, menjaga kebersihan dan keteraturan fasilitas. Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan fisik adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap citra sebuah perpustakaan. Lingkungan yang tidak terawat dapat menurunkan marwah perpustakaan di mata pengunjung. Pastikan perpustakaan selalu dalam keadaan bersih dan terawat. Hal ini mencakup ruangan, rak buku, toilet, dan fasilitas lainnya. Kebersihan yang terjaga mencerminkan profesionalisme dan dedikasi pengelola perpustakaan. Perpustakaan harus menyediakan ruang yang nyaman untuk membaca, belajar, atau berdiskusi. Desain yang baik, pencahayaan yang cukup, serta ventilasi yang baik akan menciptakan suasana yang mendukung kegiatan intelektual dan pembelajaran.
Keempat, mengutamakan kualitas pelayanan kepada pengguna. Pelayanan yang baik dan ramah dapat membangun citra positif bagi perpustakaan. Pengunjung yang merasa dihargai dan mendapatkan layanan yang memuaskan akan lebih cenderung untuk merekomendasikan perpustakaan kepada orang lain. Layanan yang cepat dan responsif profesional sangat penting untuk menciptakan kepuasan pengguna. Pustakawan yang siap membantu dan memberikan informasi dengan cepat akan meningkatkan kepercayaan pengunjung. Selain efisiensi, sikap ramah dan profesional sangat penting. Pengunjung
Kelima, menghindari penyalahgunaan sumber daya. Pengelola perpustakaan perlu memastikan bahwa semua sumber daya yang dimiliki, baik itu koleksi, fasilitas, maupun anggaran, digunakan dengan sebaik-baiknya dan tidak disalahgunakan. Pastikan koleksi buku dan sumber daya lainnya digunakan sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan. Penyalahgunaan koleksi atau fasilitas perpustakaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu dapat merusak reputasi perpustakaan. Pengelolaan anggaran perpustakaan tentunya juga harus dilakukan dengan transparansi dan efisiensi. Setiap dana yang digunakan harus jelas tujuan dan manfaatnya bagi pengembangan perpustakaan.
Keenam, menggunakan teknologi untuk meningkatkan layanan. Teknologi yang tepat guna dapat memperbaiki citra perpustakaan dan meningkatkan efisiensi layanan. Perpustakaan yang tidak memanfaatkan teknologi dengan baik dapat tertinggal dalam hal layanan dan manajemen koleksi. Untuk itu perpustakaan perlu menggunakan sistem manajemen perpustakaan berbasis teknologi untuk mengelola koleksi, peminjaman, dan data pengguna dengan lebih efisien. Menyediakan layanan digital untuk dapat memngakses ke e-book, jurnal elektronik, atau database digital lainnya. Pengguna akan merasa bahwa perpustakaan memiliki sumber daya yang up-to-date dan dapat diakses dengan mudah melalui website atau aplikasi perpustakaan yang informatif, dengan berbagai fitur yang mempermudah pengguna untuk mencari informasi dan mengakses layanan perpustakaan.
Terakhir yang sangat penting dalam menjaga marwah perpustakaan adalah menjaga keamanan dan kepercayaan pengguna. Keamanan fisik dan data pengguna adalah hal yang sangat penting dalam menjaga marwah perpustakaan. Pengguna harus merasa aman saat menggunakan fasilitas perpustakaan dan yakin bahwa data pribadi mereka terlindungi. Secara fisik, Perpustakaan harus memiliki sistem pengamanan yang baik, seperti pengawasan CCTV, penjaga keamanan, dan prosedur yang jelas terkait keselamatan pengunjung. Secara data pengguna, jika perpustakaan mengumpulkan data pengguna (misalnya, untuk peminjaman buku atau layanan digital), data tersebut harus dikelola dengan baik dan sesuai dengan kebijakan privasi yang berlaku.
Menjaga marwah atau kehormatan perpustakaan membutuhkan komitmen untuk mengelola perpustakaan dengan profesional, menjaga integritas, menyediakan layanan berkualitas, dan aktif berpartisipasi dalam pengembangan masyarakat. Dengan menjaga kualitas layanan, koleksi, dan fasilitas, serta menjaga etika dan transparansi, perpustakaan dapat mempertahankan reputasinya sebagai lembaga yang dihormati dan dipercaya oleh masyarakat.