Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Cara Revitalisasi Sungai Veteran Sekarang Beda dengan Satu Abad yang Lalu

×

Cara Revitalisasi Sungai Veteran Sekarang Beda dengan Satu Abad yang Lalu

Sebarkan artikel ini
Dr Mansyur MHum
Dr Mansyur MHum

Banjarmasin, Kalimantanpost.com – Revitalisasi Sungai Veteran jika dilihat dari sudut pandang historis sudah dilaksanakan sejak satu abad yang lalu. Dikenal dengan istilah kanalisasi di era kolonial Hindia Belanda, di penghujung abad ke-19.

Kala itu, Banjarmasin mulai dikembangkan sebagai kota kanal sejak 1890 an, pada era Residen Kroesen. Kanal sebagai elemen dari parit kota mulai dibangun. Tujuannya mempercepat dan memperlancar air sungai.

Baca Koran

Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat, Dr Mansyur MHum mengungkapkan, ada 10 kanal yang ditempatkan di kawasan pusat kota dan berfungsi menjadi sodetan pada lekukan sungai atau meluruskan aliran sungai. Dari 10 kanal tersebut, ditemukan 5 tipe ragam kanal yang dikembangkan pada pusat Kota Banjarmasin. Hal ini menyebabkan perkembangan pesat pola fisik maupun sosial di Kota Seribu Sungai.

Mansyur memaparkan, satu diantara sepuluh kanal tersebut adalah kanal Pacinan-Veteran sekarang.

Selain Kanal Pacinan, ada Kanal Benteng/Kanal Tatas, Kanal Sutoyo/Kanal Teluk Dalam, Kanal Pirih/Antasan Bondan, Kanal Raden/Antasan Raden. Kemudian Kanal Jafri Zamzam-Anjir Mulawarman, Kanal Pangambangan, Kanal A.Yani/ Ulin, Kanal Bilu/Kuripan, serta Kanal Awang.

Pada era itu, lanjut Mansyur, kanal berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. Kanal Banjir adalah kanal yang digunakan sebagai jalur air atau saluran air agar tidak memasuki pemukiman. Kanal ini juga berfungsi untuk pengendalian banjir.

“Pada versi lainnya justru kanal-kanal di Kota Banjarmasin awalnya malah berfungsi ganda, selain untuk kepentingan pertanian sekaligus sebagai prasarana transportasi, juga sebagai penampung dan penyalur air pada saat pasang, sehingga dapat mengurangi luapan air serta menghindari banjir,” beber Mansyur.

Ia pun merincikan dari segi tipologinya, Kanal Veteran/Pacinan adalah kanal dengan Tipe II, salah satu kanal dengan satu sisi diapit lahan pemukiman dan jalan. Memiliki lebar sekitar 10-20 meter dengan area memanjang sepanjang Jalan Veteran.

Baca Juga :  Bangunan Ditambah, Puskesmas Cempaka Putih Hanya Layani Rawat Jalan

Kekhususan sebagai sodetan Sungai Martapura dari Sungai Bilu. Berlokasi di wilayah Banjarmasin Tengah dan Banjarmasin Timur sebagai kanal yang menjadi jalan pintas menghubungkan dua sisi sungai yang sama yakni Sungai Martapura.

“Dari sumber lisan yang kita dapatkan di masyarakat sekitar, sungai veteran dulu luas, berfungsi sebagai jalur transportasi yang penting, memungkinkan kapal-kapal pedagang memasuki pusat kota. Namun, seiring dengan perkembangan kota dan urbanisasi, kanal ini mengalami penyempitan dan penutupan akibat pembangunan di sekitarnya,” ujar Mansyur.

“Kanal transportasi yang dapat dilayari untuk lintasan orang maupun barang, dan sering terhubungkan dengan danau, sungai, dan lautan,” tambahnya.

Dalam beberapa kasus, kanal waterway Veteran merupakan sungai yang dikanalkan dengan cara melebarkan sungai maupun memperdalam beberapa bagian dengan kapal keruk dan membangun pintu air.

Hingga terakhir, Mansyur menegaskan di era Walikota Muhidin, desain awal proyek revitalisasi sudah dirancang. Sungai Veteran digeser ke tengah, diapit jalan di kiri dan kanan. Desain tersebut juga menitik beratkan pada pengembangan destinasi wisata.

Jika ditarik kesimpulan, revitalisasi Sungai Veteran sudah berulang kali dilaksanakan. Perbedaan mencolok dari sejumlah pekerjaan revitalisasi tersebut adalah jika biasanya memperbesar lebar sungai, kali ini yang dilaksanakan program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) adalah mempersempit lebar sungai yang hanya menyisakan beberapa meter saja.

Hal ini diungkapkan oleh Aktivis Lingkungan Anang Rosadi Adenansi. Menurutnya proyek tersebeut dianggap mengubah sejarah peradaban kota Banjarmasin.

Menurut Anang, sebagai kota dengan julukan Kota Seribu Sungai, tentu sungai menjadi fundamental, denyut nadi kehidupan masyarakat, terlebih sungai di Banjarmasin secara historis adalah sebagai jalur transportasi dan kearifan lokal.

Anang mengaku benar-benar kecewa melihat proyek tersebut jika terus dilanjutkan, menurutnya, menutup sungai dengan sistem pintu air sama saja dengan menutup jalur transportasi yang ada di Sungai Veteran tersebut.

Baca Juga :  Kementrian Hukum Tetapkan Sungai Jingah, Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual

Lebih jauh, ia berharap semestinya pemerintah bukan membuat lebar sungai menjadi sempit, justru harus membuat semakin luas dan mencegah pendangkalan.

Informasi terhimpun, Sungai yang mengalir di sepanjang Kelurahan Gadang, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin dan bermuara ke Sungai Martapura dan bernama Sungai Veteran tersebut memiliki panjang 2.064,875 m dengan lebar 10-20 m. (sfr/K-3)

Iklan
Iklan