Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Banjarmasin

Tanggulangi Gepeng dengan Bentuk Timsus

×

Tanggulangi Gepeng dengan Bentuk Timsus

Sebarkan artikel ini
IMG 20210611 WA0002

Banjarmasin, KP – Gelandangan dan pengemis (gepeng) memang sudah menjadi permasalahan di setiap ibukota. Namun keberadaan gepeng yang belakangan mulai kembali marak terjadi di Kota Banjarmasin membuat Dinas Sosial (Dinsos) setempat agak kewalahan dalam menanganinya.

Baca Koran

Karena itu, Kepala Dinsos Kota Banjarmasin, Iwan Ristianto membeberkan. Bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan membentuk tim khusus (timsus) dalam penanganan masalah klasik tersebut.

Pria dengan sapaan Iwan itu pun mengakui bahwa gepeng di Kota Banjarmasin kian marak. Sementara bila hanya berdiam diri, tentu tak bisa menyelesaikan masalah.

Sehingga pihaknya sudah mengkomunikasikan kondisi tersebut kepada jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Banjarmasin.

“Baik melalui sejumlah pertemuan, telepon maupun lain sebagainya,” ucapnya saat ditemui awak media, Kamis (10/6) sore di Balai Kota.

Hasil koordinasi yang ia lakukan tersebut, ialah membentuk tim khusus untuk menangani permasalahan tersebut.

“Tim itu dibentuk untuk melakukan tindakan secara berkala. Misalnya monitoring secara langsung ke sejumlah tempat, maupun menyikapi langsung aduan dari masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya hal itu akan mulai dijalankan dalam dua atau tiga bulan Kedepan. Termasuk persiapan pembentukan timnya.

“Jadi siapa yang bisa, mau dan punya kompetensi akan kita tentukan dalam waktu dekat ini. Selain itu juga menyiapkan sarananya. Kalau untuk pendanaan, itu nanti hal yang kesekian saja. Karena kita juga punya banyak relawan,” janjinya.

Sarana yang ia maksud itu misalnya berupa armada angkutan. Yang tujuannya nanti tentu tidak hanya mengangkut atau mengamankan para gepeng saja. Tapi, juga anak jalanan alias anjal hingga orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.

“Kami perlu armada atau sarana yang memadai. Jangan sampai nanti memakai sarana yang alakadarnya, dan malah jadi masalah baru. Jangan sampai kita bermaksud baik, ketika dilihat masyarakat malah menjadi hal yang tidak baik,” tambahnya.

Baca Juga :  Lama Stop, Air Mancur Menari Jembatan Pasar Lama Bakal Beroperasi Bulan ini

Masih dengan rencana pembentukan tim khusus itu. Iwan menjelaskan, yang tergabung di dalam tim nantinya ada dari pihak dinsos dan Satpol PP Kota Banjarmasin. Tapi, tidak menutup kemungkinan bakal menggaet instansi terkait lainnya.

Dalam praktiknya, tim khusus ini tidak hanya mengamankan melalui eksekusi langsung di lapangan. Namun juga melakukan pembinaan terhadap gepeng yang diamankan petugas.

“Misalnya yang diamankan ternyata adalah ODGJ. Nanti, tim khusus bisa langsung merujuknya ke Rumah Sakit Jiwa. Dan tentunya, didampingi oleh dinsos,” terangnya.

Perlu diketahui. Selama ini, penanganan persoalan gepeng, anjal dan lain sebagainya melulu berkutat pada patroli, razia, hingga berakhir ke rumah singgah.

Maka, wajar kiranya muncul pertanyaan, apakah ada upaya lain? Menjawab hal itu, Iwan mengatakan bahwa ketika dibawa ke rumah singgah, mereka yang terjaring juga di data hingga dibina.

Dari pendataan diketahui bahwa mereka yang terjaring mayoritas sudah termasuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dalam artian, rata-rata mereka adalah warga yang layak dibantu dan memang warga miskin.

Di sisi lain, pendataan juga dilakukan berupa mengisi surat perjanjian. Agar yang bersangkutan tidak kembali mengulangi perbuatannya.

Sedangkan pembinaan, mereka yang terjaring itu diberikan bantuan. Ambil contoh, bila misalnya belum masuk dalam daftar DTKS, maka akan langsung diusulkan oleh dinsos.

Lantas, bagaimana dengan pembinaan lainnya? Misalnya dengan memberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Lantaran tiap kali keluar dari rumah singgah, mereka yang sebelumnya diamankan kerap kembali berulah.

Terkait hal ini, Iwan mengaku perlu bekerja sama dengan instansi terkait terlebih dahulu. Alasannya, karena dinsos tidak bisa menangani semuanya sekaligus.

Kendati demikian, Iwan mengaku bahwa pihaknya sudah ada upaya untuk menggelar workshop kewirausahaan di rumah singgah, namun hal itu tak kunjung terealisasi lantaran adanya pandemi.

Baca Juga :  Dispar Kalsel Bantu Perizinan Pelaku Usaha Pariwisata

Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa tak mudah menangani mereka yang terjaring lantaran yang ditangani juga manusia dengan segala macam permasalahan dan kebutuhannya.

Walaupun mereka yang ditangani mendapat bantuan ketika balik dari rumah singgah, tidak serta merta bisa memenuhi kebutuhan mereka. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan