Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINE

Rombongan Moge di Jembatan Alalak 1, Pengamat : Apakah karena mereka kaya?

×

Rombongan Moge di Jembatan Alalak 1, Pengamat : Apakah karena mereka kaya?

Sebarkan artikel ini
IMG 20210922 WA0073 scaled

Banjarmasin, KP – Video rombongan atau iring-iringan motor gede (moge) yang baru-baru ini viral di laman media sosial menjadi topik perbincangan hangat di masyarakat.

Baca Koran

Pasalnya, dalam video berdurasi 35 detik itu, rombongan moge bahkan tampak dikawal Polisi Lalu Lintas (Polantas) dan secara leluasa melewati jembatan yang notabenenya masih belum diresmikan pengoperasiannya.

Hal itu tentu melukai masyarakat yang setiap harinya harus berhadapan dengan kemacetan lalu lintas di Jembatan Alalak 2.

Padahal, pengoperasionalan fasilitas penyeberangan yang katanya merupakan satu-satunya jembatan dengan model melengkung pertama di Indonesia itu sangat dimimpi-mimpikan oleh masyarakat.

Salah satunya Arul, ia sudah lama memimpikan agar Jembatan Alalak 1 bisa dilintasi. Mengingat sudah terlampau sering lelaki asal Handil Bakti itu berkutat dengan kemacetan.

Namun, kesabarannya kali ini kembali diuji. Di media sosial, marak beredar video rombongan moge dengan leluasa melintasi jembatan itu.

“Sebagai warga, saya kesal sekali melihat video itu. Kasihan warga yang menanti-nanti bisa melintas jembatan. Hampir tiap hari kami berkutat macet. Mestinya, kalau memang belum dioperasikan, ya jangan dilewati dahulu,” keluhnya.

Terkait hal itu, pengamat kebijakan publik di Kota Banjarmasin, Ichwan Noor Khalik menyayangkan aksi yang dilakukan oleh para pengendara moge.

“Saya heran, seperti tidak pernah belajar dari kasus-kasus di daerah lain saja. Apalagi sampai ada pengawalan dari aparat kepolisian,” ucapnya saat dihubungi awak media, Rabu (22/9) siang.

Ichwan pun lantas mempertanyakan, apakah moge memang memiliki keistimewaan. Padahal menurutnya, tak ada ketentuan yang mengatur bahwa moge harus dikawal.

“Sepengetahuan saya, pengawalan itu hanya berlaku untuk kepala negara, ambulans dan pemadam kebakaran,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti perihal fasilitas yang dilintasi oleh pengguna moge. Yakni, Jembatan Alalak 1. Padahal, jembatan itu masih ditutup alias tak boleh dilintasi lantaran belum diresmikan.

Baca Juga :  Rapat Paripurna Pemandangan Umum Fraksi Raperda LPj APBD Tanah Bumbu TA 2024 Berlangsung Lancar

“Kalau memang mau dibuka, sekalian saja dibuka. Agar masyarakat lainnya bisa melintas. Tapi, bila memang belum bisa dibuka dan belum diresmikan, jangan diberikan prioritas untuk moge. Pakailah jalan yang umum. Jangan mencontohkan yang tidak baik,” tegasnya.

“Apakah karena mereka kaya? Apakah negara ini hanya untuk orang kaya? Tak ada ketentuan seperti itu. Dalam undang-undang, sarana dan prasarana jalan yang dibangun pemerintah tujuannya untuk semua lapisan masyarakat,” cecarnya.

Ichwan pun berharap agar pihak terkait bisa memastikan bahkan menyegerakan pembukaan Jembatan Alalak 1, agar penggunaannya bisa dirasakan masyarakat luas.

“Apa tidak kasihan melihat masyarakat yang terus merasakan macet. Sudah terlalu sering molornya,” tuntasnya. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan