Tanjung, KP – Melihat besarnya anggaran biaya rehab berat pembangunan Masjid Agung Ash-Shirathal Mustaqim Tanjung, dan juga karena minimnya pengalaman Panitia Pembangunan masjid sempat pesimis.
Hal itu, diungkapkan Ketua Panitia Pembangunan Masjid Masjid Agung Ash-Shirathal Mustaqim Tanjung, Hj Hamida Munawarah ST MT, usai Ekspose Pembangunan Dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Adaro dan Partner untuk pembangunan Masjid Agung Ash-Shirathal Mustaqim Tanjung, belum lama tadi di Aula Tanjung Puri Lantai II Kantor Bupati Tabalong Tanjung.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Agung Ash-Shirathal Mustaqim Tanjung yang Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman Pertanahan (Perkim) Kabupaten Tabalong ini mengatakan bahwa tahun ini PT Adaro dan mitra membantu pembangunan Masjid Agung Ash-Shirathal Mustaqim Tanjung sebesar Rp1 Miliar, “tahun ini PT Ada dan Partner memberikan bantuan sebesar Rp1 milyar, jadi kami sampaikan penting item-item, sebetulnya semua item itu penting karena PT Adaro dan mitra telah memberikan dana dalam waktu yang secepat mungkin harus segera disampaikan kepada pimpinan, jadi kami sesegera mungkin mengadakan pengadaan ada pintu, plafon, lampu LED dan sebagainya,” ujarnya.
“Total pembiayaan sebesar Rp28 milyar lebih, tapi karena kita ada mendapatkan pendanaan dari pihak ketiga, sebesar hampir Rp13 milyar, jadi setelah ditambah dengan bantuan PT Adaro dan mitra, hingga saat ini diperkirakan kekurangan dana Rp15 milyar hingga Rp16 milyar untuk pembangunan. Tentu kami menunggu atau mengharapkan lagi bantuan dari pihak ketiga untuk memberikan dana buat kami, begitu juga jika kami kekurangan lagi kami akan kembali menyampaikan kepada pemerintah daerah, dan ini hanya bisa direalisasikan di Tahun 2023 nanti,” ujar Hamida.
Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Agung Ash-Shirathal Mustaqim Tanjung ini mengungkapkan bahwa di awal tahun pembangunan panitia pembangunan masjid fokus kepada dana hibah, tidak mengajukan permohonan bantuan kepada pihak ketiga, “total dana hibah Pemkab sebesar Rp15 milyar, jadi tidak tahun 2022 ini langsung mengerjakan dari bantuan pihak ketiga sebagaimana yang tadi telah disampaikan,” ujarnya.
“Kami sampai panitia sempat pesimis karena dana cukup besar, karena panitia tidak berpengalaman dan kita juga ada pekerjaan kantor, ternyata setelah kita jalani Alhamdulillah, dengan sangat solid kita bisa bekerjasama, kami akan lebih optimis lagi setelah dana hibah ini bisa terselesaikan dengan baik, hingga sekarang presentasi pembangunan secara keseluruhan sudah mencapai lebih kurang 50 persen, begitu pula untuk penggunaan dana hibah, juga sudah selesai 100 persen,” demikian pungkas Hamida Munawarah. (ros/K-6)