Banjarmasin, KP – Saat ini kasus penularan Covid-19 di Kota Banjarmasin diklaim terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin tertanggal 15 September 2022, hanya terdapat 67 kasus aktif.
Lalu, warga yang menjalani isolasi mandiri berjumlah 64 kasus, dan 3 kasus menjalani isolasi di Rumah Sakit.
Hal itu juga diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan. Kendati demikian, dirinya tetap mengimbau warga untuk waspada dan tetap menjaga kesehatan.
“Sudah turun trennya. Tapi tetap waspada,” ucapnya saat ditemui awak media di Balai Kota, Senin (20/09) siang.
Meski demikian, jauh berkurangnya kasus Covid-19 di kota berjuluk Seribu Sungai tampaknya perlu dipertanyakan.
Pasalnya Ramadhan mengakui bahwa testing atau pemeriksaan dini untuk mengetahui kondisi seseorang sudah terjangkit Covid-19 atau tidak, sudah tak semasif dulu.
Ia menjelaskan, sekarang testing hanya dilakukan terhadap 10 orang terdekat yang diduga tertular Covid-19.
“Algoritma kasus di Pemerintah Pusat juga menurun. Jadi testing kita juga berkurang. Bahkan dalam sebulan belum tentu ada kita laksanakan testing,” ungkapnya.
Berbeda dengan sebelumnya, yang mana menurut Ramadhan, testing bisa dilakukan hingga kepada 500 orang kontak erat penderita Covid-19. Baik di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.
“Dua bulan lalu, testing masih kita lakukan masif. Apalagi saat tinggi-tingginya kasus di Jakarta dan saat temuan omicron terbaru, untuk upaya preventif,” imbuhnya.
“Sekarang sudah normal. Pembelajaran juga sudah aktif semua. Maka dari itu sekarang arahnya kita dorong untuk booster,” sambungnya.
Melihat kondisi tersebut, Ramadhan pun mengaku masih menunggu angin segar dari Pemerintah dan WHO, terkait berakhirnya pandemi Covid-19.
“Kabar itu masih kita tunggu. PPKM level 1 juga baru berakhir pada 3 Oktober 2022 mendatang,” tutupnya. (Kin/K-3)
