oleh: Ahmad Barjie B
Pemerhati Sosial Keagamaan
KITA sudah berada di bulan suci Ramadhan 1446 H. Jika mengikuti perkembangan di media massa, maka menjelang Ramadan yang menonjol dipersiapkan oleh pemerintah adalah stok sembako tetap aman dan tersedia selama Ramadan, agar harga barang-barang pokok tidak melambung, bahkan pemerintah juga melaksanakan operasi pasar. Dipersiapkan pula pasar-pasar atau warung-warung Ramadan. Begitu juga para ibu rumah tangga dan kepala keluarga sering menyiapkan keuangannya untuk bulan Ramadan. Mudahan semua ada rezekinya sehingga dapat menjalani Ramadan dengan baik.
Semua persiapan yang bersifat materi ini tidak salah, tetapi mengingat Ramadan adalah bulan suci untuk beribadah, maka yang sangat mendasar sesungguhnya adalah persiapan mental, persiapan hati, perasaan dan pikiran.
Mengacu kepada beberapa hadis, persiapan mental yang perlu kita miliki menjelang dan ketika memasuki Ramadan nanti adalah: Pertama, perasaan senang dan gembira, tidak ada rasa kesal, sedih dan kecewa, hal ini diisyaratkan dalam salah satu riwayat, “Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, maka Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka”. Gembira di sini bukan seperti gembiranya anak kecil, karena libur sekolah, sering makan enak, ramai bermain kembang api, petasan dan semacamnya, tetapi gembira karena di bulan Ramadan banyak sekali ganjaran yang akan diberikan Allah kepada orang-orang yang berpuasa. Menjelang bulan Ramadan, Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang panjang, diantaranya beliau menekankan bahwa Ramadan adalah bulan penuh berkah, di bulan Ramadan, Allah melipatgandakan pahala ibadah umatnya, yang sunat bernilai wajib, yang wajib bernilai ganda, disediakan malam Lailatul Qadar yang sama nilainya dengan pahala ibadah seribu bulan, dan beliau menganjurkan orang membukakan puasa, meskipun hanya sebiji kurma, secangkir air minum atau seteguk susu dan sebagainya.
Kedua, sikap mental berupa kesabaran. Sebuah hadis menyatakan, bahwa puasa itu setengah dari kesabaran. Hal ini karena berpuasa menuntut kesabaran, sabar untuk menahan makan, minum dan berhubungan suami istri di siang hari, sabar dalam menjalankan ibadah malam, sabar terhadap godaan, sabar menahan emosi, sabar untuk tidak melakukan perbuatan maksiat dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit warga kita tetap bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya di siang hari bulan Ramadhan dengan tetap berpuasa. Semua ini sangat menuntut kesabaran dan komitmen kuat dalam menjalankan ibadah. Orang-orang yang sabar kelak akan dimasukkan Allah ke dalam surga dan disambut para malaikat dengan penuh penghormatan, sambil mengucapkan, “Salamun ‘alaikum bima shabartum” keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (QS. Ar-Ra’ad : 24).
Memang diperlukan juga persiapan material menjelang dan ketika memasuki bulan Ramadan, namun tujuannya untuk menolong orang lain. Di antara sunnah agama adalah menyegerakan berinfaq, sedekah dan berzakat di bulan Sya’ban dan Ramadan tanpa harus menunggu malam hari raya guna menolong kalangan dhuafa. Selain itu bagi yang mampu juga sangat dianjurkan untuk memberi makan orang yang lapar, yang untuk bulan Ramadan dimaknai membukakan orang-orang yang berpuasa, yang ganjaran pahalanya sangat besar, karena seluruh pahala puasa dinikmati orang yang membukakan puasa tanpa mengurangi pahala orang-orang yang berpuasa.
Lebih daripada itu orang yang memberi makan orang-orang yang berpuasa ini termasuk golongan orang yang dirindukan surga. Dalam sebuah hadis dinyatakan, “Surga rindu kepada empat golongan manusia, pertama, orang-orang yang selalu membaca Al Qur’an, kedua orang-orang yang senantiaga menjaga lisannya dari berkata-kata yang tidak baik, ketiga orang-orang yang suka memberikan orang yang lapar, keempat orang yang berpuasa di bulan Ramadan”.
Semoga kita semua, keluarga dan masyarakat kita disehatkan badan dipanjangkan umur, diberikan kekuatan dan kelapangan, sehingga dapat memasuki bulan Ramadhan dan melakukan ibadah dengan maksimal. Semoga petunjuk, taufik dan ampunan Allah senantiasa menyertai hidup kita, amin.