BATAM, Kalimantanpost.com – Kota Batam, yang terletak strategis di perairan Kepulauan Riau dan berseberangan langsung dengan Singapura, terus menegaskan diri sebagai pusat industri unggulan di Indonesia. Salah satu kawasan industri terbesar dan paling berkembang di kota ini adalah Kawasan Industri Batamindo.
Rombongan jurnalis asal Kalimantan Selatan dalam program Capacity Building bersama Bank Indonesia Perwakilan Kalsel, mendapat kesempatan langka mengunjungi kawasan industri modern seluas ratusan hektare tersebut, Rabu (8/10/2025)
Batamindo, merupakan kawasan industri yang sejak awal dirancang sebagai kota industri terpadu dan ini hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Singapura di bawah naungan PT Salim Grup.
Hal ini diungkapkan Hilda Herasmus, Executive Customer Service Division Batamindo mengenai berbagai fasilitas canggih dan tata kelola kawasan ini.
“Dari gedung ini kita bisa memantau seluruh operasional kawasan industri seluas 360 hektare, dengan ekspansi tambahan 320 hektare yang kini tengah dikembangkan,” jelas Hilda.
Dalam hal ini Batamindo menawarkan lima tipe gedung industri, dengan tipe A yang paling luas, hingga tipe D yang terdiri dari empat gedung kecil. Kawasan ini menjadi rumah bagi 74 perusahaan, di mana 20 di antaranya adalah perusahaan dalam negeri, sementara sisanya merupakan perusahaan multinasional dari Hongkong, Taiwan, Amerika, Malaysia, Jepang, Australia hingga India.
Menariknya, salah satu perusahaan asal Hongkong bahkan mengoperasikan 27 gedung hanya untuk memproduksi coffee maker. Sementara perusahaan lain fokus pada perangkat elektronik seperti smartphone dan perlengkapan rumah tangga.
Tak hanya unggul dalam hal produksi, Batamindo juga menjadi contoh kawasan industri modern yang berkelanjutan. Di tengah kekhawatiran akan krisis energi, kawasan ini menjamin tidak ada pemadaman listrik, berkat pembangkit listrik mandiri serta pengembangan solar panel berkapasitas 11,6 mega watt yang merupakan pilot project bersama Kementerian Perindustrian dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain itu, sistem pengolahan air bersih dan limbah di kawasan ini dinobatkan sebagai yang terbaik kedua di Indonesia.
“Saat pandemi Covid-19 lalu, banyak perusahaan justru mengalami lonjakan omzet karena permintaan terhadap produk elektronik rumah tangga meningkat drastis,” tambah Hilda.
Dalam jangka panjang, kawasan ini masih memiliki cadangan lahan sekitar 46 hektare yang telah diblok untuk pengembangan lebih lanjut, salah satunya akan difokuskan untuk sektor logistik.
Kawasan Industri Batamindo bukan sekadar area produksi, tapi contoh nyata bagaimana kawasan industri modern bisa tumbuh, berkelanjutan, dan menjadi penggerak ekonomi nasional. (yul/KPO-4).