Banjarmasin – Menarik minat pendonor dengan memberikan bingkisan berisi sembako, rupanya disambut antusias oleh warga Kota Banjarmasin.
Pasalnya, selama dua hari belakangan bingkisan yang disediakan Unit Donor Darah UDD PMI Kota Banjarmasin mampu mendatangkan 389 pendonor.
Alhasil, Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit membeberkan, kini pihaknya mampu mendistribusikan ratusan kantong darah ke sejumlah rumah sakit (RS) di Banjarmasin, selama beberapa hari ke depan.
“Ya, stoknya cukup untuk satu atau dua hari ke depan,” ucapnya pada awak media, Jumat (18/6) siang.
Pria dengan sapaan dr Rama itu menjelaskan bahwa metode dengan memberikan bantuan sembako kepada pendonor memang sudah sering dilakukan pihaknya.
Namun, metode tersebut tak bisa terus-terusan dilakukan lantaran ketersediaan sembako juga bergantung bantuan para donatur.
Sehingga, ia pun berharap ke depannya ada donatur yang bisa kembali membantu menyediakan sembako. “Kami akui, UDD PMI sendiri tidak memiliki budget untuk pengadaan sembako. Budget yang ada hanya bisa untuk biaya pengolahan darah dan gaji pegawai,” ungkapnya.
Di sisi lain, dr Rama juga menerangkan bahwa sejak berdiri, UDD PMI Kota Banjarmasin belum pernah disubsidi oleh pemerintah daerah.
Hal ini menurutnya berbeda dengan UDD PMI di daerah lain. Yang menurutnya tiap tahun mendapatkan subsidi dari pemerintah daerahnya. Meskipun, subsidi yang diberikan bukan dalam bentuk pendanaan.
“Tapi dalam bentuk barang. Misalnya pembelian kantong darah, pembelian pemeriksaan reagen untuk pengolahan darah. Jadi UDD PMI tinggal menerima alatnya,” jelasnya.
Andai UDD PMI Kota Banjarmasin disubsidi pemerintah daerah, dr Rama meyakini bahwa setidaknya itu bisa membantu kesejahteraan UDD PMI Kota Banjarmasin.
Sehingga budget yang biasa dialokasikan untuk biaya pengolahan darah, akhirnya juga bisa dialokasikan untuk penyediaan sembako atau souvenir bagi para pendonor. “Kalau tidak pernah dibantu oleh pemerintah daerah, ya akan terus kesulitan,” tambahnya.
Di sisi lain, ia juga mengakui bahwa sebenarnya ada dana hibah yang turun. Tapi, hanya untuk yayasan dan unit-unit tersendiri. Biasanya, dana hibah diberikan digunakan untuk keperluan para relawan dalam hal penanggulangan bencana.
Tapi kalau untuk UDD PMI-nya langsung, itu tidak ada. Kendati diterpa kondisi yang serba sulit itu, UDD PMI Kota Banjarmasin, mesti terus berupaya menyikapi agar stok darah bisa terus ada.
Meskipun tak ada subsidi dari pemerintah daerah, atau tak ada binhkisan berisi sembako yang bisa diberikan kepada para pendonor.
“Sekarang, selain menunggu pendonor, kami juga melakukan metode jemput bola. Kami agendakan hingga bulan Juli mendatang. Berdiam di tempat-tempat yang memungkinkan warga bisa datang untuk mendonorkan darahnya,” tutupnya. (Zak/K-3)