Iklan
Iklan
Iklan
Banjarmasin

Belum Ditemukan Varian Omicron di Banjarmasin

×

Belum Ditemukan Varian Omicron di Banjarmasin

Sebarkan artikel ini
Penanganan Pasien Covid - Aktivitas nakes di rumah sehat yang jadi lokasi karantina atau isolasi terpusat (isoter) di Jalan Batu Besar, Banjarmasin (KP/Zakiri)

Banjarmasin, KP- Adanya virus Corona varian baru yaitu Omicron atau B.1.1.529 yang sudah dikonfirmasi oleh WHO sebagai Variant of Concern atau Virus yang memiliki kemampuan menular dengan cepat dan meningkatkan risiko reinfeksi.

Hal tersebut tentu menjadi ancaman tersendiri bagi warga khususnya di Kota Banjarmasin sendiri yang dikenal dengan tingginya aktivitas masyarakat di wilayahnya.

lantas, apakah virus Corona varian baru tersebut sudah masuk ke Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini?

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarmasin, Machli Riyadi menyebut bahwa Omicron yang disebut sebagai varian baru itu belum ditemukan masuk di Kota Banjarmasin.

Kendati demikian, Machli mengimbau agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat.

“Prinsipnya sama. Karena virus ini menular melalui droplet misalnya saat berbicara, bersin, batuk dan lain sebagainya, jadi setidaknya selalu kenakan masker,” ungkapnya saat ditemui awak media, Minggu (28/11) siang.

Menurutnya, cara menghindari resiko penularan dari virus varian baru tersebut sama seperti menghindari penularan Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi di dunia.

“Prinsipnya 5 M yang berpasangan dengan menjalani vaksinasi,” tegasnya.

Seperti diketahui, pada Juni 2021, varian Delta terdeteksi masuk ke Kota Banjarmasin. Hal itu disinyalir menjadi pemicu masifnya sebaran kasus penularan Covid-19 di Kota Seribu Sungai beberapa bulan yang lalu.

Dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, hanya dalam waktu satu bulan yakni pada bulan Juli, sebarannya menyentuh angka tertinggi. Sebanyak 2.635 kasus.

“Sebaran kasus paling banyak ditemukan di Kecamatan Banjarmasin Barat. Syukurnya setelah itu kasus bisa dilandaikan hingga kini,” imbuhnya.

“Buktinya, hingga per tanggal 27 November, kasus aktif hanya berjumlah 7 kasus. Rinciannya, isolasi mandiri berjumlah 6 orang dan 1 orang menjalani isolasi di rumah sakit,” tambahnya.

Baca Juga:  Kemenkumham Kalsel Siap Canangkan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM Tahun 2023

Machli mengklaim, melandainya kasus yang terjadi saat ini terjadi lantaran adanya masifnya vaksinasi yang digelar. Baik yang digelar Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin, hingga instansi lainnya.

“Karena pada dasarnya, vaksinasi yang masif itu berhubungan erat dengan terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok. Meskipun memang capaian vaksinasi kita untuk mencapai hal itu masih belum,” jelasnya.

Ditegaskannya, bahwa terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok setidaknya membutuhkan persentase vaksinasi sebanyak 80 persen dari jumlah total penduduk.

Namun, hingga per tanggal 27 November capaian vaksinasi di Kota Banjarmasin baru menyentuh angka 69,41 persen.

“Maka dari itu, pemberian vaksin kepada masyarakat terus kami genjot. Agar target 80 persen warga Banjarmasin sudah bervaksin bisa dipenuhi di akhir Desember nanti,” pungkas mantan Wadir bidang Administrasi dan Keuangan RSJ Sambang Lihum Kalsel itu. (Zak/KPO-1)

Iklan
Iklan