Oleh : Riza Harahap
Pemerhati Masalah Sosial
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tampaknya terus berkolaborasi dengan lembaga lainnya guna membangun optimisme Indonesia sehat dan tumbuh.
Salah satunya adalah pemberian vaksinasi kepada masyarakat sasaran untuk menumbuhkan kekebalan komunal (herd immunity).
Jika kekebalan komunal terbentuk secara meluas dan kuat maka diyakini dapat mengurangi dan menghentikan penyebaran Covid-19, termasuk mengakhiri pandemi ini.
Saat ini, meskipun penularan dan kasus aktif Covid-19 sudah semakin melandai, tapi pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya tetap terus melakukan percepatan vaksinasi dan langkah-langkah antisipatif lainnya.
Langlah-langkah antisipasi tersebut, terutama protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak.
Pemerintah juga menambahkan dua langkah lagi yakni, yakni menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.
Sederhananya, melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah berupaya keras membangun semangat dan optimisme bagi seluruh lapisan masyarakat, bahu membahu dan bergotong royong, menghadapi dan mengatasi pandemi COVID-19 yang sudah melandai ini.
Harapannya pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga bangsa Indonesia dapat kembali beraktivitas dan produktif, menjadikan Indonesia kembali sehat dan kembali tumbuh.
Karena itu, tepat rasanya jika pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun 2021, mengangkat tema “Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku”.
Itu untuk menggambarkan bangkitnya semangat dan optimisme seluruh lapisan masyarakat Indonesia secara bersama dan dengan kesadaran bersama pula.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat itu, Jumat (12/11) menyatakan, berbagai upaya kesehatan terus dilakukan dalam bentuk preventif, deteksi dan responsif, dengan harapan jumlah kasus menurun dan kesembuhan meningkat serta kematian dapat dicegah.
“Alhamdulillah saat ini Indonesia sudah bisa mengendalikan pandemi Covid-19. Ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dan kerja keras dari seluruh insan kesehatan hingga ke seluruh pelosok Indonesia,” kata Menkes Budi. Pemerintah melalui Menteri Kesehatan juga mengingatkan, agar seluruh masyarakat menyikapi penurunan kasus positif Covid-19 secara bijak dengan tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.
Karena, jika masyarakat lengah dan mengabaikan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin akan muncul lagi lonjakan kasus positif Covid-19, seperti yang terjadi usai usai libur Lebaran 2021.
Kewaspadaan diri harus ditingkatkan guna mencegah munculnya lonjakan kasus yang tinggi sebab potensi terjadinya lonjakan kasus atau gelombang baru COVID-19 dapat terjadi bukan hanya dari mutasi virus COVID-19, juga dari faktor-faktor lain.
Faktor itu seperti perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan dan cakupan vaksinasi Covid-19, juga dapat terjadi pada libur Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru.
“Protokol kesehatan harus terus dijalankan, pengawas terus bekerja dengan disiplin dan vaksinasi kepada seluruh masyarakat yang menjadi sasaran tidak boleh berhenti,” katanya.
Menurut Budi Gunadi, tiga langkah tersebut, sangat diperlukan untuk terus menurunkan kasus aktif Covid-19 dan mengantisipasi potensi lonjakan kasus dalam menghadapi libur Natal dan tahun baru 2022.
Vaksinasi Bogor
Salah satu pemangku kepentingan yang juga berkepentingan agar pandemi ini segera berakhir adalah Pemerintah Kota Bogor.
Pemerintahan kota hujan ini tampak terus melaksanakan vaksinasi massal COVID-19 untuk menuntaskan target 100 persen vaksinasi kepada masyarakat sasaran penerima vaksin.
Pelaksanaan vaksinasi tersebut dilakukan di sentra-sentra vaksinasi maupun di rumah sakit dan Puskesmas di Kota Bogor.
Tujuannya tak lain adalah untuk membentuk kekebalan komunal sekaligus mencegah dan menurunkan penularan Covid-19 di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya semula menyatakan optimistis pelaksanaan vaksinasi dosis pertama di Kota Bogor bisa tuntas sampai akhir September 2021.
Karena itu, Pemerintah Kota Bogor bersama Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor, berkolaborasi dengan berbagai lembaga lainnya dalam melaksanakan akselerasi vaksinasi.
Hasilnya, pelaksanaan vaksinasi dapat ditingkatkan bertahap dari sekitar 5.000 orang sasaran per hari, lalu 10.000 orang per hari, naik lagi jadi 17.000 orang per hari, hingga mencapai 22.000 orang per hari.
Langkah terobosannya adalah memperbanyak sentra-sentra vaksinasi mulai enam sentra hingga 28 sentra, serta menyediakan penyuntikan vaksin di 68 Puskesmas.
Mereka juga berkolaborasi dengan TNI, Polri, Kejaksaan, BUMN, organisasi keagamaan, dan lembaga lainnya untuk berpartisipasi menyukseskan vaksinasi massal Covid-19.
Hingga Kamis, 23 September 2021, realisasi vaksinasi di Kota Bogor sudah mendekati 80 persen dari total sasaran penerima vaksin sebanyak 819.444 orang. Namun, upaya menuntaskan target vaksinasi dosis pertama 100 persen itu, dirasakan semakin berat. Semakin sedikit warga yang belum menjalani vaksinasi, ternyata tantangannya semakin sulit untuk mengejar target tuntas tersebut.
Jangankan, untuk mencapai target penyuntikan vaksin sampai 22.000 orang per hari, untuk mencapai sasaran 17.000 orang per hari juga sudah mulai sulit.
Tidak semua warga Kota Bogor bersedia mendaftar dan datang sendiri ke lokasi sentra vaksinasi maupun ke Puskesmas. Banyak alasan warga enggan datang ke lokasi vaksinasi, selain karena takut, khawatir, serta masih kurangnya pemahaman.
Target penuntasan vaksinasi kemudian, dikoreksi menjadi sampai akhir Oktober 2021, tapi lagi-lagi tantangannya semakin berat. Namun, Pemerintah Kota Bogor terus melaksanakan vaksinasi untuk masyarakat penerima vaksin dalam upaya menuntaskan 100 persen vaksinasi.