Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Catatan untuk Indonesia
Apakah Sesungguhnya Kita Sudah Merdeka?

×

Catatan untuk Indonesia<br>Apakah Sesungguhnya Kita Sudah Merdeka?

Sebarkan artikel ini

Oleh : Hana Christiani Sembiring
Pemerhati Sosial Politik

Selamat hari ulang tahun ke-77, bangsaku! Begitulah kalimat yang sering diucapkan kepada seseorang yang merayakan hari kelahirannya setiap tahunnya. Mungkin tidak tepat untuk disematkan kepada suatu negara, tetapi bila ditelisik lebih lagi, hari kemerdekaan suatu bangsa adalah hari dimana negara tersebut “lahir” dan mengakui keberadaannya sebagai suatu bangsa. Indonesia yang telah dijajah oleh bangsa asing selama 350 tahun, akhirnya melalui perjuangan panjang para pahlawan, menyatakan kemerdekaan pada tanggan 17 Agustus 1945 silam.

Baca Koran

Secara de fakto dan de jure memang seluruh negara di dunia sudah mengakui kemerdekaan negara Indonesia. Ya merdeka dari penjajahan! Dalam era kini, apakah benar bangsa kita sudah benar-benar merdeka? Merdeka berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Maharddhika, yang berarti kaya, sejahtera, dan kuat. Kemerdekaan merupakan salah satu perwujudan dari hak untuk menentukan nasib sendiri. Menurut Charke G. Fenwick, kemedekaan dapat diartikan dalam dua pengertian, yaitu kemerdekaan ke dalam dan keluar. Kemerdekaan ke dalam meliputi dua aspek, yaitu kemerdekaan yang berkaitan dengan kebebasan dari negara untuk mengurus masalah-masalah dalam negerinya dan masalah-masalah lainnya mengenai kebebasan yang dilakukan negara-negara lain. Sedangkan kemerdekaan keluar, yaitu berkaitan dengan kekuasaan terbesar dari negara untuk menentukan hubungan yang dikehendaki dengan negara lain tanpa campur tangan dari negara lain.

Dahulu, penjajahan yang dirasakan oleh para leluhur adalah adanya roda paksa atau eksploitasi sumber daya manusia dan alam (rempah-rempah) untuk kepetingan negara asing. Masih relevan kah saat ini? Indonesia diberkati oleh Sang Pencipta dengan kekayaan alam yang luar biasa. Negeri Indoneisa gemah ripah loh jinawi, yang artinya negeri tenteram, Makmur, dan sangat subur tanahnya. Kesuburan tanah Indonesia saat telah dikelola oleh perusahaan dari dalam dan luar negri. Seut saja, hutan dan batu bara di Kalimantan, emas dan nikel di Papua, serta kelapa swait dan gas alam di Sumatera. Adakah masyarakat Indonesia merasakan manfaatnya? Pulau Papua yang telah dikeruk rahimnya bertahun-tahun oleh perusahaan besar disana apakah merasakan kontribusi pembangunan yang nyata disana? Sampai saat ini kita tahu bahwa pembangunan di Papua belum seperti pembangunan di pulau lain. Dikatan perusahaan emas ini diperkiraan memberikan kontribusi ke Indonesia hingga seribu trilliun hingga tahun 2041 mendatang. Jumlah yang cukup besar bukan. Apakah masyarakat Papua sudah benar-benar sejahtera saat ini?

Baca Juga :  Mempertanyakan Nobel Perdamaian

Penjajahan era kini yang sedang dihadapi adalah pandemi virus Covid-19 sejak Februari 2020. Selama dua tahun bangsa kita bergelut dengan virus ini, siapkah kita menyatakan kemenangan atas virus ini (endemi)? Carut-marutnya peraturan adalah bukti kegagapan Pemerintah Indonesia yang tidak siap dalam peperangan tak kasat mata (penyakit). Infrastrukur kesehatan yang kolaps serta banyak tumbangnya para tenaga kesehatan menjadi pembelajaran bahwa sesungguhnya masih banyak permasalahan internal kesehatan yang harus dihadapi.

Terima kasih kepada pencipta vaksin! Tidak bisa dipungkiri sejak gencarnya peraturan pemberlakuan vaksinasi bagi seluruh rakyat Indoneisa, penyebaran virus ini terlihat dapat terkendali dengan baik. Bila mengharapkan cara lain untu melawan virus ini, rasanya tidak mungkin. Rendahnya ketaatan masyarakat terhadap protokol kesehatan serta bergejolaknya ekonomi bangsa kita, rasanya keberadaan wajib vaksin sudah sangat tepat. Langkah tepat dan cepat ini harus diakui merupakan keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam mengurangi penyebaran virus ini.

Masih banyak bentuk penjajahan lain yang masih dirasakan oleh bangsa ini. Masih banyak tugas besar bangsa ini untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang sesungguhnya. Sebagai generasi penerus bangsa saat ini dan diberikan kesempatan mengabdi menjadi Aparatur Sipil Negara tahun ini, membuka wawasan kebangsaan penulis bahwa negara ini perlu selalu dijaga, negara ini perlu selalu dibela, dan negara ini perlu selalu dipertahankan! Selamat hari kemerdekaan, bangsaku, tanah airku, Indonesia!

Iklan
Iklan