Martapura, KP – Salah satu situs Geopar Pegunungan Meratus, yaitu hutan hujan tropis Kahung, yang tertelah di Desa Belangian, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, bakal menjadi lokasi cabang lomba Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2024.
Hutan hujan tropis Kahung yang menyimbang banyak objek, salah satunya pohon meranti raksasa ditetapkan sebagai lokasi lomba cabang karya jurnalistik yang meliputi karya tulis, fotografi, dan videografi.
Pemilihan lokasi tersebut juga berdasarkan arahan dan masukan Gubernur Kalsel, H. Sahbirin Noor atau Paman Birin.
PWI Kalsel, selaku pelaksana Porwanas 2024 melakulan survei hutan hujan tropis Kahung, pada Sabtu (27/1).
Survey tersebut dipimpin Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmi, dampingi sejumlah pengurus SIWO PWI, serta didampingi staf Badan Pengurus Geopark Pegunungan Meratus dan Tahura Sultan Adam.
“Khusus cabang lomba jurnalistik, kita diberikan masukan oleh bapak gubernur, Sahbirin Noor melibatkan Geopark Pegunungan Meratus. Salah satu situsnya itu yakni hutan hujan tropis Kahung,” ujarnya Helmi.
Lokasi yang dituju tidaklah dekat. Jika ditotal perjalanan dari Kota Banjarmasin kurang lebih 4 jam baru sampai ke Desa Belangian.
Antara 1,5 sampai 2 jam di antaranya menggunakan transfortasi sungai, yaitu klotok atau perahu mesin.
“Kalau melihat pemandangan sepanjang perjalanan, mulai dari Bukit Batu hingga panorama Waduk Riam Kanan rasanya hilang lelah kita.
Saya pikir para peserta lomba akan sangat menikmati sepanjang perjalanan,” katanya.
Sesampainya di Desa Belangian, t survei mencoba menuju pohon meranto besar dengan berjalan kaki.
Jaraknya kurang lebih 8 kilometer (km) dari desa. Pilihannya bisa berjalan kaki atau menyewa ojek kendaraan yang disediakan masyarakat setempat.
Sepanjang perjalanan banyak yang bisa diekplore oleh peserta lomba.
Mulai dari flora, fauna, budaya masyarakat setempat hingga kerajinan tangan.
Helmi merasa bahwa arahan bapak gubernur tidak salah memberikan saran Kahung sebagai lokasi lomba.
“Nanti kita rancang bagaimana teknis mobilisasi peserta, karena jumlahnya cukup banyak.
Kalau misalnya 34 provinsi mengirim satu peserta denga 4 kategori, maka jumlah peserta 100 orang lebih,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Harian Badan Pengelola Meratus Geopark, Hanifah Dwi Nirwana, mengapresiasi keinginanan seluruh masyarakat Banua untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan alam Kalsel.
“Kami sangat menyambut baik, tentunya ini menjadi momentum penting buat Geopark Meratus untuk lebih dikenal secara nasional maupun global. Sebagaimana diketahui sekarang ini sedang mempersiapkan diri untuk dilakukan evaluasi guna mendapatkan status sebagai UNESCO global geopark,” jelas Hanifah.
Pencapaian cita-cita besar ini, Ketua Harian PB Geopark Meratus itu menyebut saat ini diperlukan kerjasama banyak pihak termasuk juga dari media massa melalui karya tulis jurnalistik.
Melalui pemberitaan menjadikan Geopark Meratus semakin dikenal masyarakat Kalsel dan juga masyarakat dunia.
“Untuk menuju pohon besar yang sudah sangat kita kenal, pohon besar tersebut dimensinya sangat luar biasa sehingga ketika ingin mengelilingi pohon perlu 7 sampai 8 orang merentangkan tangannya,” lanjutnya.
Menurutnya juga ada pohon pohon yang besar lainnya, ataupun pohon Ulin yang ada di dalam hutan dan tentunya perlu eksplorasi lebih lanjut.
Sehingga pihaknya mendukung terhadap upaya untuk menyosialisasikan seluruh potensi yang dimiliki oleh Geopark Meratus.
Kehadiran pilar edukasi konservasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi pilihan penting bagi Pemprov Kalsel dalam pembangunan berkelanjutan.
Hal ini juga sudah dibuktikan atas dukungan yang luar biasa Gubernur Kalsel terhadap pengembangan Geopark Meratus.
“Momentum Porwanas nanti sebagaimana arahan pak gubernur bahwa salah satu lokus penting yang akan dijadikan lokasi lomba adalah salah satu situs geopark meratus dari 54 situs yang kami usulkan kepada UNESCO untuk mendapatkan pengakuan dan penilaian,” lanjutnya.
Ia juga mengapresiasi PWI Kalsel dalam melakukan survei ke situs tersebut.
Ia menilai hal itu sebagai langkah untuk menganalisa estimasi waktu dan teknis lainnya. (mns/K-2)