Martapura, KP – Kabar duka untuk masyarakat banua yang kehilangan sosok ulama kharismatik.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Tuan Guru KH Masdar Umar bin H Umar atau akrab disapa Guru Masdar Sungai Tuan wafat.
Berdasarkan pantuan {[KP]}, Selasa (23/7), masyarakat dari berbagai penjuru berdatangan ke rumah duka.
Ribuan memadati jalanan dan rumah-rumah penduduk di Desa Sungai Tuan, Kecamatan Astambul.
Terlihat Guru KH Wildan juga datang untuk menyolatkan jenazah almarhum.
Hal sama Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor atau dan Syaifullah Tamliha.
Termasuk Bupati Banjar H Saidi Mansyur beserta Wakil Bupati Habib Idrus Al Habsyi, dan beberapa pejabat lingkup Pemkab Banjar hadir di tengah-tengah pelayat.
Berdasarkan informasi, Guru Masdar wafat di rumah Sakit Sultan Agung Banjarbaru, Selasa dini hari.
Tokoh masyarakat H Fauzian Asniah mengungkapkan, Guru Masdar dimakamkan di samping rumah beliau.
“Kami sangat kehilangan, karena beliau ulama paling senior yang merupakan dzuriat Syekh Muhammad Arsyad al Banjari (Datuk Kalampayan),” katanya.
Salah seorang pelayat, Abdurrahman asal Pelaihari juga mengaku berduka dan kehilangan dengan meninggalnya Tuan Guru Masdar.
Ustadz lulusan Ponpes Darussalam Martapura tersebut memang sengaja datang ke rumah duka mengingat Guru Masdar dianggapnya ulama kharismatik, tokoh tua dan panutan.
“Usai dapat informasi beliau meninggal, saya langsung berangkat menuju Astambul,’’ katanya.
Usai pemakaman, Bupati Banjar H Saidi Mansyur memaparkan kenangan bersama almarhum selama tiga tahun terakhir dimana dia selalu meminta doa kepada almarhum terkait perencanaan pembangunan.
Menurut dia, sosok almarhum merupakan seorang ulama yang sangat terbuka.
“Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT, keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan,” ujar Saidi mendoakan.
Bupati mengagumi antusias pelayat yang hadir di pemakaman sangat luar biasa.
Ini membuktikan bahwa sosok beliau merupakan salah satu ulama yang istimewa dan dicintai masyarakat di Kabupaten Banjar.
Namun, lanjut Saidi, disadari setiap ada pertemuan tentu ada perpisahan.
Saidi tak lupa mengajak untuk bersama-sama mendoakan yang terbaik untuk almarhum.
KH Masdar adalah seorang ulama sepuh zuriyah Datu Kelampayan yang tinggal di Desa Sungai Tuan, Kecamatan Astambul.
Beliau adalah teman sekolah (sebangku) Abah Guru Sekumpul selagi jadi santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Kendati berteman, Guru Masdar mengakui Abah Guru Sekumpul sebagai guru beliau.
KH Masdar lahir di Sungai Tuan, Martapura pada 1940 Masehi, ayah beliau adalah seorang ulama bernama H Umar sedangkan ibu beliau bernama Hj Galuh juga putri seorang yang terpandang di Sungai Tuan bernama H Makmun.
KH Masdar adalah anak tunggal tidak mempunyai saudara.
Latar belakang pendidikan beliau adalah waktu kecil sekitar tahun 1950 Masehi bersekolah di Sulamul Ulum salah satu pesantren yang ada di Desa Dalam Pagar yang masih ada sampai sekarang.
Beliau di sana mengenyam pendidikan selama 3 tahun, kemudian selesai melanjutkan di Pesantren Darussalam Martapura.
Beliau termasuk orang yang cerdas dan memiliki otak yang tajam. Bukti ketajaman otak beliau ditunjukkan oleh kemampuan beliau menghafal Al Quran dan beberapa kitab sejak masih berusia 15 tahun. (wan/net/K-2)