BANDA ACEH, Kalimantanpost.com – Tim medis kontingen Kalimantan Selatan (Kalsel) kecewa atas pelayanan medis di RS Kesdam terhadap atlet Banua yang mengalami cedera untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Diceritakan tim medis Kalsel, dr Hanip Abror menceritakan atlet hapkido Banua, Supardi diduga mengalami disokasi siku dan dirujuk ke salah satu rumah sakit Banda Aceh.
“Atlet Hapkido Kalsel Supardi, mengalami dislokasi siku kanan saat pertandingan pukul 11.00 WIB dan sudah ditangani oleh medis lapangan dengan baik dan dirujuk ke RS terdekat,” paparnya.
Saat sampai di rumah sakit tersebut, lanjut dia, atlet hanya dibenarkan bidai lengan dan tidak diberikan suntikan atau infus.
“Official diminta untuk mengurus registrasi, baru bisa di rontgen. Setelah menunggu hampir 1 jam baru di rontgen, kemudian menunggu hasil, dan baru direncanakan akan direposisi pukul 18.00 WIB,” papar Abror.
Setelah itu, kata dia, baru mau di infus dan diminta untuk mengambil infus sendiri di depo perawatan. “Padahal kondisi atlet sudah di IGD selama 2 jam, tidak ada pemberian antinyeri, sampai jam 14.00 WIB atlet masih di IGD,” jelas.
Ditambahkan dr Abror, jika memang SOP di IGD nya mengharuskan pasien untuk mengambil infusnya sendiri, itu bukan RS yg layak untuk menjadi rujukan event olahraga nasional.
“Sangat berbeda pelayanannya dengan IGD RS Zainal Abidin yg untuk PON. Jika memang tidak siap untuk menjadi RS rujukan PON, sebaiknya rujukan dipusatkan saja ke RS Zainal Abidin khusus PON,” pungkasnya. (ful/KPO-3)
foto
– Atlet Hapkido Kalsel saat akan dirujuk ke RS, diduga dislokasi siku. (Kalimantanpost.com/Repro tim medis kalsel)