Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

CARA MELEWATI WAKTU

×

CARA MELEWATI WAKTU

Sebarkan artikel ini
andi nurdin lamudin1. FOTO SALAM
andi nurdin lamudin

Oleh : ANDI NURDIN LAMUDIN

Jika pernah membaca karangan Al-Gazali mengenai ‘Menjelang Hidayah’ yang merupakan Mukadimah Ihya Ulumudin, maka akan mengerti, jika tujuan sejati menuntut ilmu Keislaman, ialah untuk memperoleh hidayah, bukan untuk mengejar dunia ataupun hanya untuk sekedar tahu saja. Hidayah itu juga berawal dan berakhir. Juga memiliki segi lahiriyah dan bathiniyah. Tentu saja untuk itu yang akhir dicapai setelah seseorang menyelesaikan dahulu proses awalnya.

Baca Koran

Didalam buku itu, jika menjelang hidayah hanyalah menguraikan atau menjelaskan masalah permulaan hidayah, yang bagi Al-Gazali dengan mengatakan siapapun yang menghendaki akhir hidayah sebelum menyempurnakan awalnya itu sama artinya dengan bahwa ‘Ia telah mengikuti jalan setan’. Dengan kaitan itu pula, Al-Gazali menunjukkan tiga macam tujuan menuntut ilmu dalam keagamaan, dua diantaranya dinyatakan sebagai tersesat.

Sehubungan waktu untuk mengisi hidup di dunia, yang dimulai sejak pagi hari, maka menurut Al-Gazali, ada empat hal, yaitu : 1. Menuntut ilmu bermanfaat, adalah ilmu yang membuatmu kian takwa kepada Allah. Barang siapa memperoleh ilmu dan mengamalkannya, maka ia diagungkan di kerajaan langit sebagaimana disaksikan oleh Isa. Bila usai menuntut ilmu yang bermanfaat, maka habiskanlah sisa waktumu dengan mempelajari mazhab-mazhab fiqih Islami guna mengetahui rinci-rinci tertentu tentang ibadah kepada Allah. Guna melerai orang berselisih, ini juga sebenarnya merupakan kewajiban bersama; 2. Melewati hari dengan menunaikan ibadah kepada Allah. Jika tidak mampu untuk menuntu ilmu bermanfaat, dengan banyak memuji Allah, membaca Al-Qur’an, bertasbih dan shalat. Itu merupakan bagian dari kaum muslimin terdahulu; 3. Menyibukkan diri dengan tindakan-tindakan yang menguntungkan sesama muslim dan membahagiakan para beriman, atau yang memudahkan bagi para saleh untuk beramal saleh; 4. Mencari nafkah untuk diri sendiri atau keluarga, sehingga tak satu muslim pun yang akan menderita kemudharatan darimu atau takut akan lidah dan tanganmu.

Baca Juga :  KEJUJURAN YANG DIUJI

Dijelaskan Al-Gazali, jika ada tiga macam cara orang beragama, yakni : 1. Orang yang selamat (dari siksaan akhirat), yakni orang yang senantiasa memenuhi segala perintah dan menghindari segala laranganNya; 2. Orang yang beruntung, yakni orang yang atas kehendaknya sendiri berbuat kebajikan yang mendekatkan orang kepada Allah, serta menunaikan yang sunnah; 3. Orang yang merugi, yakni orang yang melalaikan kewajiban yang diembannya. Jika engkau tak mampu menjadi orang yang beruntung, maka setidaknya berupayalah menjadi orang yang selamat. Janganlah sekali lagi, janganlah menjadi orang yang merugi!

Kemudian ada tiga macam orang yang berhubungan dengan orang lain, yakni : 1. Orang yang bisa menempati kedudukan para mulia dan malaikat, yakni dengan mencurahkan dirinya untuk membahagiakan sesamanya; 2. Orang yang menduduki dan menempati kedudukan binantang dan benda-benda mati. Yakni orang yang tak menguntungkan ataupun merugikan sesamanya; 3. Orang yang menduduki kalajengking, ular dan binatang buas pemangsa, yakni orang yang tidak bisa diharapkan akan memberikan kebaikan, tetapi dikhawatirkan akan merugikan.

Iklan
Iklan