BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Azkiya Fire, adalah salah satu kelompok pemadam kebakaran yang tergabung dalam Kampung Siaga Bencana (KSB), dan menjadi bagian dari Program Corporate Social Responsibility PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Banjarmasin.
Basecamp BPK Azkiya Fire berlokasi di Jalan Belitung Darat, Gang Karya 7 No.15 RT.13 RW.1 Banjarmasin Barat. Sekaligus menjadi Posko KSB berbasis pemberdayaan masyarakat yang digagas Pertamina.
Letak Posko KSB ini tak jauh dari wilayah operasional kerja Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin di Kelurahan Kuin Cerucuk, Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin.
Sebagai perusahaan yang mengedepankan aspek HSSE (Health, Safety, Security & Environment) Pertamina tidak hanya berfokus pada operasional bisnisnya saja. Namun juga memperhatikan bagaimana masyarakat sekitar, khususnya operasi Ring I dapat menerapkan dan memitigasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, salah satunya adalah musibah kebakaran.
Sebagai anggota Kampung Siaga Bencana Kuin Cerucuk, Azkiya Fire merupakan BPK pertama yang memiliki program pemberdayaan masyarakat, yang hasilnya dapat digunakan untuk menutup biaya operasional KSB, atau bahkan bisa memberikan penghasilan untuk anggota KSB sendiri.
Adapun usaha yang dikembangkan KSB Kuin Cerucuk ini adalah budidaya ikan lele. Memanfaatkan lahan di belakang posko yang tak terlalu luas, para relawan membuat kolam-kolam dengan terpal plastik berukuran sekitar 3m x 1m untuk menampung dan membesarkan bibit-bibit ikan lele.
“Kita buat sebanyak 12 kolam untuk budidaya ikan lele ini. Sekarang adalah tahap kedua yang kita jalankan. Ada sekitar 4.500 bibit ikan lele yang kita budidayakan kali ini,” ungkap Budi, relawan BPK Azkiya Fire yang kebagian tugas merawat lele, memberi pakan dan mengganti air kolam secara berkala, Senin (30/9/2024).
Sebelumnya, lanjut Budi, pada tahap pertama sekitar bulan Juli 2024 lalu, mereka berhasil melakukan panen ikan lele sebanyak 200 kilogram. Tentu ini jumlah yang tidak sedikit. Dan hasil penjualannya tentu sangat bernilai ekonomis.
“Waktu itu kita membudidayakan 2.500 bibit lele yang dibagi dalam 12 kolam. Dan hasilnya lumayan. Dalam jangka waktu 2 – 2,5 bulan kita panen sekitar 200 kilogram,” tutur Budi.
“Kita sudah punya langganan pengepul ikan. Kita jual dengan harga Rp21.000 per kilogram. Sebagian lagi kita jual kepada warga sekitar dan pelaku UMKM dengan harga lebih murah dari pasaran, yaitu Rp 18.000 per kilonya,” ujarnya menambahkan.
Budi juga menceritakan, membudidayakan ikan lele ini gampang-gampang susah. Artinya, cukup mudah dikembangbiakkan, asalkan telaten dalam merawatnya, teratur memberi pakan serta rajin menjaga kebersihan air kolam.
“Air kolam kita ganti dua hari sekali. Sementara untuk makanannya kita berikan pakan pelet, dua kali dalam sehari. Jam 9 pagi dan jam 9 malam. Sehari itu bisa menghabiskan 5 kilogram pakan pelet,” jelasnya.
Dari profit budidaya ikan lele ini, Budi mengaku bisa menutupi biaya operasional KSB. Dan ini semua tentu tak lepas dari dukungan Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin yang terus memberikan support kepada mereka.
“Terima kasih untuk Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin yang terus mendukung kami selama ini. Kami berharap sinergitas dan kolaborasi seperti ini terus berlanjut hingga masa-masa mendatang,” tuntas Budi, didampingi rekan-rekan relawan lainnya.
Sementara itu, Fikri Jati Wibowo, CDO PT Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin menambahkan, anggota KSB Kuin Cerucuk mayoritas diisi oleh para relawan yang berusia produktif. Dan Pertamina Patra Niaga IT Banjarmasin mengajak mereka untuk berdaya serta berkarya melalui Kampung Siaga Bencana.
“Salah satunya, teman-teman ini punya minat dalam pengelolaan perikanan. Dan dari kegiatan itu mereka bisa memperoleh unsur manfaat. Seperti menggunakan waktu dalam hal positif dan mendapatkan penghasilan secara mandiri untuk operasional KSB,” ujar Fikri.
Ia juga memastikan, anggota KSB Kuin Cerucuk tidak akan turun ke jalan dan mengumpulkan sumbangan untuk biaya operasional Barisan Pemadam Kebakaran.
“Teman-teman di sini memiliki pengalaman lebih lah, karena mereka secara periodik diberikan pemahaman, pembekalan dan pelatihan terkait pemadaman kebakaran serta kesiapsiagaan bencana,” imbuhnya. (Opq/KPO-1)