LONDON, Kalimantanpost.com –
Tottenham Hotspur tak ingin terlena saat menjamu dalam final Liga Europa di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5/2025) pukul 02.00 WIB.
Pelatih Tottenham Hotspur Ange Postecoglou mengatakan rekor positif timnya kala melawan Manchester United selama ini karena dapat membahayakan kans timnya.
Laman Spurs pada Rabu (21/5) melaporkan, Postecoglou menilai pertemuan tim asuhannya dengan United kali ini berbeda dari sebelumnya karena mereka tampil dalam partai final.
“Mungkin karena ini final, catatan-catatan itu tidak penting. Jika kami kalah dalam ketiga pertandingan, pasti karena tekanan tidak bisa mengalahkan mereka,” ungkap Postecoglou.
Pada tiga pertemuan terakhir kedua tim sepanjang musim ini, semuanya dimenangkan oleh Tottenham.
Pelatih berkebangsaan Australia itu mengaku sudah beberapa kali berada dalam situasi seperti ini dan ia cukup paham dengan atmosfer yang terjadi nanti.
Menurut dia yang penting pada pertandingan nanti adalah Son Heung-min cs memaksimalkan peluang yang mereka dapatkan dan menyadari pentingnya pertandingan ini.
“Peran saya dalam hal itu adalah mempersiapkan para pemain dengan cara sebaik mungkin, juga, mempersiapkan mereka menghadapi Manchester United agar tampil sebaik-baiknya,” tandas Postecoglou.
“Jika Anda mempersiapkan diri dan bermain dengan potensi yang Anda miliki, maka itu memberi kesempatan pada diri Anda. Dalam final yang besar dan penting, semua diputuskan hari itu,” pungkasnya.
Sementara itu, pelatih Manchester United (MU) Ruben Amorim mengaku perasaannya campur aduk menjelang final Liga Europa melawan Tottenham Hotspur.
Dikutip dari laman resmi klub, Selasa, perasaan itu datang karena Amorim merasa bangga dapat membawa MU ke final, namun di sisi lain juga frustasi dengan musim ini karena timnya terseok-seok di papan bawah Liga Inggris
“Saya merasa ini perasaan campur aduk (bagi saya). Saya sangat gembira tetapi, pada saat yang sama, saya tahu tanggung jawab saya sebagai pelatih Manchester United,” kata pelatih asal Portugal itu.
Trofi Liga Europa, kata Amorim, akan menjadi sesuatu yang berharga untuk klub sebesar MU setelah jalannya musim ini yang mengecewakan di liga.
MU sendiri baru mencatatkan kekalahan ke-18 mereka di Liga Primer Inggris saat ditumbangkan Chelsea 0-1 di Stamford Bridge, Sabtu WIB. Selain menjadi kekalahan ke-18, hasil itu juga memperpanjang catatan negatif mereka karena tak pernah menang dalam delapan laga terakhir di liga.
Dengan satu laga tersisa di Old Trafford melawan Aston Villa pada akhir pekan ini, MU hanya bisa finis di posisi ke-14 dengan maksimal 42 poin, dari kini di posisi 16 dengan 39 poin. Itu pun jika dua tim di atasnya, Wolves dan West Ham United tak meraih kemenangan pada laga tersisa.
“Saya selalu merasa frustrasi dengan musim ini, jadi saya sangat ingin membantu tim memenangkan final. Kami harus memberikan sesuatu kepada klub, kepada para penggemar, kepada staf, kepada semua orang,” ucap Amorim.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan suasana hati para pemainnya pada sesi latihan menjelang laga final Liga Europa sangat positif. Adapun, Setan Merah pernah memenangkan Liga Europa pada musim 2016/2017. Kala itu, MU yang masih dilatih Jose Mourinho, mengalahkan Ajax Amsterdam dengan skor 2-0 pada laga final di Friends Arena, Swedia.
“Saya rasa Anda bisa merasakannya di Carrington, kami sangat gembira dengan final. Ini sangat penting, sangat besar bagi kami, dan kami ingin memberikannya kepada para penggemar kami,” tutupnya. (Ant/KPO-3)