Banjarmasin, KP – Upaya penambahan pelanggan yang dilakukan oleh direksi Perumda Pengelola Air Limbah Daerah (PALD) Kota Banjarmasin, masih jauh dari jumlah yang ditargetkan di tahun 2022.
Pasalnya, terhitung sejak Januari hingga Juli, tambahan warga yang berlangganan mengelola limbahnya dengan Perumda PALD Banjarmasin jumlahnya belum seperempat dari angka target di tahun 2022.
“Dalam tujuh bulan ini, ada 140 an pelanggan tambahan,” ucap Manager Teknik Perumda PALD Banjarmasin, Deris Kusnandar, saat ditemui awak media, Rabu (10/08) siang.
Padahal, jumlah target tambahan pelanggan di tahun ini adalah sebanyak 500 pelanggan, baik dalam kategori niaga ataupun rumah tangga.
Jika ditotal keseluruhan, saat ini jumlah pelanggan yang berlangganan dengan Perumda PALD Banjarmasin hanya sebanyak 5.838 pelanggan saja.
Ia pun mengakui, jika melihat IPAL yang sekarang sudah terbangun, jumlah warga yang berlangganan mengelola limbah tersebut sangat kecil.
“Kalau dibandingkan dengan seluruh jumlah penduduk Banjarmasin, kita baru bisa mencapai sekitar 4,3 persen saja,” imbuhnya.
Menurutnya, masih minimnya capaian tersebut lantaran masih kurangnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya mengelola limbah dengan menggunakan jasa dari Perumda PALD. Tujuannya tidak lain adalah agar tidak mencemari lingkungan.
Karena itulah pihaknya terus gencar mensosialisasikan hal tersebut sekaligus mengenalkan sistem pengelolaan limbah kepada masyarakat.
“Rata-rata warga berpikir kalau pengelolaan limbah yang kita tawarkan ini merupakan sesuatu yang masih belum diperlukan. Padahal ini penting karena masuk dalam salah satu dari kebutuhan dasar di masyarakat,” ungkapnya.
“Karena selain menggunakan sistem jaringan perpipaan, kita juga ada layanan untuk yang individual,” ujarnya.
Selain itu, kendala lain yang dihadapi Perumda PALD Banjarmasin adalah mindset warga yang menganggap jasa pengelolaan limbah tersebut adalah beban.
“Padahal kalau dihitung-hitung, besaran tarif yang dikenakan hanya 25 persen dari tarif rekening pemakaian air bersih PTAM Bandarmasih di setiap bulannya,” ujarnya.
“Khususnya untuk pelanggan yang masuk dalam kategori MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), karena mereka hanya membayar 10 sampai 20 ribu saja, sehingga tidak terlalu membebani,” tambahnya.
Hal itu diungkapkannya bukan tanpa alasan, ia menilai bahwa pengelolaan limbah baik dari sektor niaga ataupun rumah tangga sangat penting dilakukan demi keamanan lingkungan.
“Kita bisa lihat sendiri perubahan kondisi di lingkungan sekitar, seperti kualitas air sungai atau air di kolong rumah. Hal ini terjadi karena kita hanya menampung limbah dengan cara sederhana yang kemungkinan besar akan menjadi cemaran,” tukasnya.
Karena itulah, Deris berharap agar kesadaran masyarakat mengenai hal ini bisa meningkat dan mengubah pola pembuangan limbah dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan Pemko melalui Perumda PALD Banjarmasin.
“Ubah kebiasaan yang awalnya langsung mencemplungkan limbah ke kolong rumah, dengan pengelolaan yang betul-betul standar,” katanya.
“Tujuan utamanya memang untuk memutus mata pencemaran, baik yang bersumber dari sektor niaga, perhotelan ataupun limbah domestik dari rumah tangga,” pungkasnya. (Kin/K-3)