Oleh : Andi Nurdin Lamudin
Praktisi Hukum dan Pengamat Sosial Budaya
Doa merupakan bagian yang utama di dalam beribadah. Doa berarti berbicara dan berharap kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Ilmu dan Maha Mendengar serta Maha Melihat. Maka tentu saja dengan berdoa tersebut terlebih dahulu untuk mengetahui dan menguasai Pribadi Tuhan. Kepada siapa kita berdoa. Maka tentunya untuk mengetahui pribadi Tuhan diperlukan untuk mengkaji sifat-sifat Tuhan dan juga asmaNya. Sebagaimana menurut Imam Ghazali, untuk mencapai kimia kebahagiaan tersebut adanya menguasai, pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang Tuhan, dan kemudian pengetahuan tentang dunia dan pengetahuan tentang akhirat.
Pengetahuan tentang diri, akhirnya mengusai tentang beberapa macam ilmu pengetahuan. Bahkan semua ilmu yang ada di dunia ini pada dasarnya hanya untuk mengetahui siapakah manusia itu. Khususnya tentang kebutuhan fisik manusia.Apakah itu ilmu tentang makan dan minum serta keperluan manusia, yaitu ilmu ekonomi. Kemudian perlunya aturan untuk melindungi hak dan kewajiban manusia, yaitu ilmu hukum.Ilmu tentang pemerintahan, atau sosial politik.
Namun untuk kebutuhan bathin manusia akhirnya akan mempertanyakan kemana manusia ini nantinya. Akhirnya memerlukan ilmu agama, dan di sana maka manusia akan mengetahui kedudukan Nabi Muhammad SAW. Bahwa Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir, dan penutup para nabi bahkan menjadi penghulu segala Rasul. Untuk itu peristiwa Isra dan Mi’raj memperlihatkan jika nabi Muhammad SAW adalah penghulu Rasul dan pemimpin para nabi.
Pengetahuan tentang dunia berbanding dengan pengetahuan tentang akhirat. Karena akhirat tidak terbatas waktu, sementara dunia hanyalah dunia dengan segala macam ujiannya serta banyaknya pertikaian agama Islam dan agama yang tersesat.
Kembali kepada pentingnya nilai doa, adalah hubungan dengan Allah SWT. Di mana manusia hanyalah berusaha dan hanya Allah SWT yang memutuskannya. Bahwa juga manusia itu akan merencanakan kehidupannya, maka dengan doa itulah dirumuskan kemauan akan kemana manusia itu bertindak dan mengamalkan segala keinginan hidupnya.
Bahwa surat Al-Fatihah adalah sebuah surat yang juga mengandung doa, dimana seseorang yang berdoa untuk minta ditunjuki jalan yang lurus, jalan yang dilakukan oleh mereka yang mendapat nikmat Allah SWT dan bukan jalan yang mereka benci. Juga buka jalan yang sesat. Bahwa dengan demikian ajaran untuk terus mengulang surat Al-Fatihah, jelas sekali jika ‘jalan yang lurus’ bisa hilang dan berpindah jika tidak selalu diulang kembali dengan namanya pengharapan atau doa tersebut.
Doa duduk di dalam sebuah majelis diajarkan oleh Rasulullah yang artinya, “Wahai tuhanku, berilah kepada kami suatu bagian dari perasaan takut kepadaMu yang dapat mendinding kami dari kemaksiatan-kemaksiatan. Juga berilah kepada kami ketundukan kepada perintah-perintahmu yang menyampaikan kami kepada syurgaMu. Juga berilah kepada kami keyakinan yang dapat memudahkan kami dari derita bencana-bencana dunia. Wahai Tuhanku, berilah kepada kami kesedapan pendengaran, penglihatan dan tenaga tubuh selama Engkau masih menghidupkan kami. Serta jadikanlah akan dia menyertai kami sepanjang hidup kami. Serta berikanlah pembalasan atas orang yang telah menganiaya kami dan tolongkah akan kami terhadap orang yang telah menganiaya kami dan tolonglah akan kami terhadap orang yang telah menganiaya kami dan tolonglah akan kami terhadap orang yang memusuhi kami. Serta janganlah Engkau jadikan bencana bagi kami dalam agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia yang selalu kami pentingkan, dan yang paling tinggi dari ilmu kami.
Serta janganlah Engkau jadikan orang yang tidak merahmati kami berkuasa atas kami”.
Bahwa bersabda nabi Muhammad SAW, tidak tertolak doa diantara adzan dan iqamat. Bahwa menurut keterangan Abu Daud nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa membaca doa ini (di bawah) sesudah mendengar adzan, wajiblah syafaatku atasnya di hari kiamat”. (QS. Al-Adzkar : 16).
Doa itu adalah, “Wahai Tuhanku yang mempunyai seruan yang sempurna ini, serta sembahyang yang akan didirikan ini, berikanlah dengan limpah karuniamu kepada Muhammad, wasilah (kedudukan yang paling tinggi dalam syurga)dan keutamaan, dan limpahkanlah kepadanya maqam yang terpuji yang Engkau telah janjikan”.
Dengan doa tersebut sudah jelas sebenarnya Muhammad SAW adalah pemimpin dunia dan akhirat, namun juga seseorang yang berdoa tersebut juga terus berjuang untuk mencapai kedudukan utama untuk Muhammad SAW sebagaimana yang dikehendaki. Maka dengan demikian juga di dalam kehidupan dunia ini sudah seharusnya untuk terus menerus berjuang untuk mencapai makna doa itu.
Bahwa Muhammad SAW mempunyai kedudukan atau wasilah yang paling tinggi di dalam syurga dan keutamaan, dan semoga Allah SWT melimpahkan kepadanya maqam yang terpuji sebagaimana yang Allah SWT telah janjikan. Karena itulah maka nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaatnya kepada mereka yang mengerti makna doa ini. Bahwa syafaat nabi Muhammad SAW yang mampu menolong seseorang di dalam arti mengerti doa ini dan terus berujang untuk menjadikan Muhammad SAW pemimpin dunia dan di akhirat. Di mana hukum-hukum Islam telah banyak diberlakukan pada negara dan menjadi rujukan untuk menjadi amalan kaum Muslimin.
Maka oleh karena itu persoalan agama dan negara terus saja dipertemukan untuk bisa menjadi sesuatu yang tidak terpisah. Atau setidak tidaknya hukum Islam bagi kaum Muslimin terus juga berlaku dan tidak dipersulit oleh hukum negara yang mungkin di intervensi oleh negara-negara tertentu. Di mana negara itu dapat memperdaya Indonesia karena mereka memberi pinjaman keuangan yang cukup besar, sehingga mereka mempunyai kepentingan untuk juga bisa memperdaya rakyat Indonesia.
Karena itulah sebenarnya negara terus juga di kontrol, apakah negara telah berlaku dengan benar di dalam menerapkan Undang-Undang dan Hukum yang berlaku. Jika penerapan Hukum dan Undang-Undang itu tidak mencapai rasa keadilan dan kebenaran, pasti ada sesuatu yang dianggap kurang baik dan mungkin perlu untuk segera diperbaiki.
Hubungan dengan Pencipta dan hubungan sesama manusia, memang harus selalu menjadi sesuatu yang kita pikirkan setiap saat. Jangan sampai kekuasaan bisa disalah gunakan oleh sekelompok orang.