Oleh : Hj. Mariyana, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Banjarmasin
Proses belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku. Sementara belajar suatu aktivitas mental atau psikis berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan sikap dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai dan sikap berpijak dari pengertian tersebut maka mengindakasikan bahwa belajar selain memerlukan konsep juga membutuhkan tindakan praktis. Jadi, pendidikan tindak hanya soal wahana bagaimana membentuk anak-anak muda menjadi generasi bangsa yang kompeten. Akan tetapi, pendidikan pula mencakup ranah praktis bagaimana proses tersebut diterapkan. Pada ranah ini, pendidikan membutuhkan strategi dan pendekatan agar apa yang menjadi tujuan dapat dicapai dengan baik.
Pembelajaran bahasa Indonesia sampai saat ini masih mengalami kendala. Kendala ini disebabkan karena guru belum menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di mana siswa akan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ilmu dan seni dalam menggunakan segala sumber daya dalam rangka melaksanakan kebijakan pada masa perang. Apabila dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, strategi berarti cara, taktik, atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar bahasa.
Strategi pembelajaran merupakan satu dari sekian aspek pembelajaran yang turut berperan dalam keberhasilan tujuan pendidikan. Dalam prosesnya, untuk mencapai keberhasilan tersebut dibutuhkan sinergi yang seimbang dari masing-masing komponen proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut meliputi : 1. Tujuan pengajaran; 2. Pengajar; 3. Siswa; 4. Materi pelajaran; 5. Media pengajaran; dan 6. Faktor administrasi finansial. Dari masing-masing komponen tersebut terkadang muncul kendala yang mampu menghambat proses berlangsungnya pembelajaran. Kendala-kendala tersebut muncul sebagai problematik yang kerap dialami oleh guru maupun siswa, sehingga baik guru maupun siswa perlu melakukan koreksi untuk mengatasi masalah-maslaah yang muncul terkait strategi pembelajaran yang digunakan.
Penerapan strategi yang ideal memang menjadi dambaan bagi seluruh pelaksana pendidikan. Akan tetapi, dalam kenyataanya problematik tetap saja muncul dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Apabila dikembalikan pada penerapan strategi yang ideal, maka problem hanya bisa muncul ketika penerapannya lepas dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu, pemicu problematik yang bersifat teknis juga perlu diperhatikan oleh pelaksana pembelajaran. Problematik yang dihadapi dalam pembelajaran dalam kelas.
Pertama, karakter siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat berbeda-beda. Dalam suatu kelas, sangat mungkin terdapat heterogenitas karakter siswa. Hal itu disebabkan adanya perbedaan latar belakang dari masing-masing siswa, seperti lingkungan sosial, budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, tingkat kecerdasan, dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan latar belakang tersebut sering kali ditemukan siswa yang sangat pandai tetapi pendiam, siswa yang sosialisasinya tinggi tetapi pemalas, siswa yang kurang bersemangat dalam kegiatan di kelas dan lain sebagainya.
Kedua, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat dua kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa, yakni kompetensi bahasa dan kompetensi sastra. Pada masing-masing kompetensi tersebut, guru harus menentukan aspek-aspek yang dinilai, sehingga hal tersebut dijadikan dasar untuk memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan. Pada kenyataannya, kompetensi bahasa dan sastra dicampuradukkan dan tidak jelas pemilahannya. Banyak ditemukan pembelajaran membaca sastra seperti puisi dan cerpen menggunakan strategi yang sama dengan pembelajaran membaca kritis. Begitu pula dengan pembelajaran bahasa dan sastra yang lainnya. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat menyebabkan siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang telah ditentukan sebelumya.