Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Gen Z dan Pendidikan Nasional

×

Gen Z dan Pendidikan Nasional

Sebarkan artikel ini

Oleh : Muhammad Aufal Fresky
Penulis buku ‘Empat Titik Lima Dimensi’

Salah satu elemen vital dalam pembangunan sebuah bangsa yaitu generasi muda. Tidak bisa dipungkiri lagi, setiap pergolakan sosial, tidak lepas dari kiprah pemuda di dalamnya. Hal itu bisa ditelusuri dari beragam catatan sejarah yang mengemukakan betapa sentralnya peran pemuda dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur di tengah masyarakat. Hal tersebut menandakan bahwa kaum muda tidak bisa dipandang sebelah mata dalam proses pembangunan bangsa di segala bidang kehidupan. Termasuk juga dalam mamajukan pendidikan nasional. Artinya, bangsa ini tidak hanya memiliki keragaman budaya dan sumber daya alam yang melimpah. Tapi juga mempunyai pemuda-pemuda hebat sebagai aset bangsa yang nantinya bisa menjadi problem solver.

Baca Koran

Dalam catatan ini, saya fokuskan pada peran Gen Z dalam memberantas kebodohan di tengah masyarakat. Lebih-lebih Gen Z yang memang berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di sejumlah perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Jean M. Twenge menyampaikan bahwa Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial. Generasi yang memang sangat familiar terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Generasi yang sudah tidak asing lagi dalam hal digitalisasi di segala sektor kehidupan. Tentunya ini menjadi peluang besar bagi Gen Z untuk menjadi inisiator, konseptor, dan aktor pembangunan nasional. Termasuk juga dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia lewat jalur pendidikan. Gen Z bisa proaktif mengambil peran di dalamnya. Ide-ide kreatif dan cemerlang Gen Z diharapkan mampu memecahkan beragam persoalan pendidikan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa ini. Sebab, membangun bangsa dan negara ini bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah pusa
t dan daerah. Semua pihak, termasuk Gen Z bisa berkontribusi di dalamnya. Bukan sekadar menjadi objek pembangunan. Namun juga bertindak sebagai subjek atau aktor utama di dalamnya.

Baca Juga :  Membangun Ketangguhan Masyarakat Menghadapi Bencana

Menurut Don Tapscott dalam buku Grown Up Digital: How the Net Generation is Changing Your World, Gen Z akan menjadi kekuatan yang dominan dalam membentuk masyarakat dan ekonomi masa depan. Mereka memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif berkat keterampilan teknologi mereka dan komitmen mereka terhadap isu-isu sosial. Keterlibatan Gen Z dalam menawarkan pelbagai solusi dalam mewujudkan pendidikan nasional yang berkeadilan sangat dibutuhkan masyarakat. Merekalah harapan masyarakat di hari ini dan tentunya di kemudian hari. Ya, kita sepakat bahwa Gen Z adalah calon pemimpin bangsa di masa depan. Mereka akan menduduki beragam pos-pos kepemimpinan mulai dari level daerah hingga pusat. Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi ilusi jika peran Gen Z dikerdilkan atau bahkan ditiadakan.

Hanya saja yang menjadi pertanyaan kita semua yaitu sejauh mana kepekaan dan kepedulian Gen Z dalam memajukan pendidikan nasional? Telah diketahui bersama, persoalan demi persoalan selalu menghinggapi dunia pendidikan. Mulai dari biaya kuliah yang dirasa semakin mencekik, guru atau tenaga pengajar di sejumlah daerah yang belum sejahtera, sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memadai, kurikulum yang selalu bergonta-ganti, tidak terserapnya lulusan perguruan tinggi di lapangan kerja, dan semacamnya.

Tentunya, sejumlah problem tersebut menarik perhatian semua. Menyadarkan bahwa setelah 79 tahun merdeka, masih banyak anak-anak bangsa yang kesusahan untuk meneruskan pendidikan tinggi sebab terbatasnya biaya. Mau memakai jalur beasiswa saingannya banyak. Seleksinya sangat ketat, Bahkan tidak jarang harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Semisal harus tes kemampuan bahasa Inggris, tes potensi akademik, dan tes-tes lainnya. Lalu, bagaimana nasib anak-anak yang kebetulan memiliki otak cemerlang dan semangat belajar membara tapi terkendala finansial? Jangankan lolos seleksi beasiswa, untuk memenuhi syarat beasiswa saja cukup kesulitan.

Lalu, di mana peran Gen Z, lebih-lebih yang sedang dan sudah mengenyam pendidikan tinggi? Di sinilah mereka harus lebih peka membaca situasi dan kondisi. Berupaya memeras otak, mencari jalan keluar terbaik melalui peran-peran kecil yang bisa dilakukan. Tidak harus menyumbang dana, tapi bisa juga melalui sumbangsih pemikiran, ide, gagasan, ilmu, dan pengetahuan bisa juga sangat berarti bagi sebagian orang yang mungkin tidak memiliki kesempatan serupa dengan mereka. Salah satu caranya yaitu, semisal: pemuda yang memiliiki kemampuan bahasa Inggris bisa membuka kelas-kelas gratis bagi anak-anak di pelosok desa. Terutama bagi yang bertekad melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Gen Z bisa memberikan pembekalan bahasa Inggris dan semacamnya secara cuma-cuma. Tidak hanya itu, mereka bisa juga menjadi motivator yang mendorong anak-anak muda di desa, terutama yang kurang mampu, untuk bersemangat melanjutkan pendidikan tinggi. Tidak hanya memotivasi secara vebal, tapi memberikan pembekalan bagi mereka sebelum mendaftar beasiswa.

Baca Juga :  ISLAM DAN TEKNOLOGI

Kemudian, Gen Z juga bisa memanfaatkan media digital sebagai sarana bertukar pikiran, berbagi ilmu, berbagi pengalaman, dan membangun jejaring dalam rangka meningkat kualitas pemuda se-Indonesia. Apalagi saat ini, pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kita bisa belajar kepada siapa pun. Gen Z juga bisa menginisiasi beragam gerakan pencerahan di tengah masyarakat. Tentunya untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa ini. Gerakan pencerahan tersebut bisa melalui komunitas pemuda yang aktif menyuarakan pentingnya ilmu dan pengetahuan sebagai bekal hidup. Kecerdasan, kreativitas, dan inovasi Gen Z bisa mengakselerasi pembangunan di bidang pendidikan. Memang, kita harus sama-sama bergerak serentak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini, kita semua membutuhkan peran Gen Z untuk Indonesia yang lebih gilang gemilang lagi. Satu lagi, dalam mambangkitkan semangat berbagi, Gen Z harus bisa menaklukkan dirinya sendiri. Termasuk menaklukkan rasa malas dan kebiasaan menunda. Jadi harus berani out of the box dan keluar dari zona nyaman.

Iklan
Iklan