Banjarbaru, KP – Kemarau pada tahun ini disebut-sebut sangat berbeda jika dibandingkan satu atau 2 tahun belakangan.
Pada tahun sebelumnya bahkan di beberapa daerah di Kalsel tidak mengalami kemarau atau kemarau basah dikarenakan fenomena La Nina.
Fenomena La Nina sendiri dikarenakan fase dingin fenomena suhu muka laut dingin di atas normalnya yang terjadi di samudera Pasifik bagian tengah, kebalikan dengan El Nino.
Berbeda dengan cuaca tahun ini yang sangat dipengaruhi oleh El Nino.
Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan, Goeroeh Tjiptanto, menyebutkan tahun ini adalah kemarau dengan hujan rendah, berbeda dengan tiga tahun berturut-turut sebelumnya yakni kemarau basah.
“Sejak April lalu, kemarau 2023 diperkirakan oleh BMKG Stasiun Klimatologi Kalsel ada berbeda dengan tahun sebelumnya, terutama kemarau 2020 sampai 2022,” kata Goeroeh Tjiptanto, kemarin.
Disebutkan pada tahun ini kemarau di Kalsel sudah terjadi sejak pertengahan Mei lalu dan meski memang masih ada hujan yang cukup terjadi di beberapa daerah.
“Sejak pertengahan Juli 2023 dari pantauan data BMKG Kalsel didapatkan bahwa hampir seluruh wilayah di Kalsel curah hujannya rendah.
Artinya curah hujan rendah sudah terjadi selama lima dasarian atau minimal kita mengalaminya sudah 50 hari hingga hari ini,” terang Goeroeh Tjiptanto.
Dengan dengan kondisi curah hujan yang rendah bahkan sangat rendah saat ini, ia mengimbau semua pihak menyikapi dengan lebih bijak lagi.
“Mari kita bijak dalam penggunaan air serta perlunya kewaspadaan bagi masyarakat dalam kegiatan kesehariannya, termasuk juga yang berhubungan dengan api seperti membuang puntung rokok saat memancing, membersihkan lahan, membakar sampah dan lainnya agar lebih diperhatikan,” harapnya
Akibat kemarau panjang sebagian wilayah di Kalsel mengalami krisis air bersih. Selain itu, juga diakibatkan cuaca panas menyebabkan kabut asap di sebagian wilayah. Bahkan penerbangan di Bandara Syamsudin Noor sempat terganggu Selasa (5/9).
Humas Bandara Internasional Syamsudin Noor, Iwan Risdianto, sebutkan tujuh maskapai yang mengalami keterlambatan penerbanga, antara lain Garuda Indonesia tujuan Jakarta, Lion Air tujuan Surabaya dan Jakarta, dan Citilink tujuan Jakarta. (mns/K-2)