PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com.- Inflasi Kalteng pada September 2024 berada diurutan ke-8 terendah secara nasional berada di angka 1,45 persen.
“Alhamdulilah untuk Provinsi Kalteng, posisi masih sama seperti minggu kemarin dan semua harga masih terkendali,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng Sri Widanarni, Senin (14/10/2024).
Hal tersebut diungkapkannya usai Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2024 dan Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional bersama Menteri Dalam Negeri RI secara virtual bersama Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko.
Disebutkannya, tugas di daerah, sebagaimana yang disampaikan tim inflasi untuk terus melaksanakan koordinasi terkait dengan apa yang terjadi di Kalteng.
“Untuk IPH secara nasional untuk Minggu pertama dan minggu kedua, komoditas yang bergejolak seperti bawang merah, bawang putih, telur, cabai rawit, bawang putih beras, dan lain-lain akan menjadi perhatian kita semua,” jelasnya pada rapat di ruang rapat Bajakah.
Penanganan inflasi di Kalteng sebagaimana program jangka pendeknya yaitu dengan melakukan kegiatan operasi pasar/sidak harga di pasar, melaksanakan pasar murah, serta gerakan pangan murah baik yang diadakan provinsi maupun kabupaten/kota, sama-sama berperan untuk menangani inflasi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Restuardy Daud saat pimpin rakor menyampaikan pada September 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,84 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,93.
Inflasi provinsi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 4,14 persen dengan IHK sebesar 110,12 dan terendah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,49 persen dengan IHK sebesar 103,76.
Sedangkan inflasi kabupaten/kota y-on-y tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,31 persen dengan IHK sebesar 107,44 dan terendah terjadi di Kabupaten Karo sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 105,80.
Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto dalam rakor ini memaparkan terkait Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga pada Minggu ke-2 Oktober 2024. Berdasarkan Perkembangan inflasi menurut komponen per Januari-September 2024, komoditas yang menyumbang andil inflasi paling sering pada Januari-April 2024.
Komoditas tersebut antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (sebanyak 4x), kemudian beras, bawang merah, bawang putih dan ikan (sebanyak 3x). Komoditas yang menyumbang andil deflasi paling sering pada Mei-September 2024 antara lain tomat dan daging ayam ras (sebanyak 5X), kemudian telur ayam ras (sebanyak 4x) dan bawang merah serta cabai merah (sebanyak 3x).
Secara nasional, jumlah kabupaten/ kota yang mengalami penurunan IPH pada Minggu ke-2 Oktober 2024 lebih banyak dibandingkan kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan IPH. Namun jumlah kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan IPH naik dari Minggu sebelumnya.
Hadir secara virtual dari tempat masing-masing Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan I Gusti Ketut Astawa, Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Epi Sulandari, serta Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Bambang Wisnubroto. (drt/KPO-4).