Banjarmasin,KP – 28 oktober 1928 silam para pemuda Indonesia berikrar dan Ikrar ini di anggap sebagai semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara. Namun jika sejarah tersebut terlupakan maka itulah ciri kehancuran dari sebuah bangsa.
Di era globalisasi tersebut apakah semangat itu masih tetap ada ? sehingga harapan mereka masih kita laksanakan untuk kemajuan bangsa ini.
Wakil Rektor l Uniska, Dr M Zainul, mengatakan generasi muda hidup pada zamannya dan setiap zaman itu memiliki tantangan yang berbeda beda. Jika dimasanya pemuda bergejolah dalam sebuah revormasi kemerdekaan namun kondisi sekarang sangatlah berbeda.
“Generasi muda sekarang hidup di era revolusi Industri empat titik kosong maka tantangan yg dihadapi tentunya sangat jauh berbeda jika dibanding dengan generasi muda yg hidup 10 dan 20 tahun yg telah lalu,” katanya Kamis (28/10/2021)
Adaptasi terhadap perubahan yg terjadi, terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan yang harus diketahui. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yg begitu pesat terutama dibidang teknologi informasi semuanya serba terbuka, serba bebas.
Bahkan dalam konsekwensi kebebasan untuk beropini, memberikan kritik dan bahkan tidak sedikit menyebarkan kebencian.
“Dan itu akan memiliki implikasi terjadi perpecahan ditengah masyaraka,”ucapnya.
Semoga dengan semangat sumpah pemuda dapat menyadarkan kepada generasi muda agar semangat yang di tatanamkan oleh generasi sebelumnnya terus dilakukan. Dan dapat mengaktualisasikan nilai nilai pancasila yaitu sila ketiga pancasika sehingga persatuan Indonesia kembali bisa terajut, menuju negara yang adil dan makmur yg diridhoi oleh Allah swt.
“Persatuan dan kesatuan haruslah menjadi pegangan para generasi muda,”pungkasnya (fin/KPO-1)
