Wahai Muslim, Mana Identitasmu?

oleh: Ghufran Jauhar SIP
*)Mahasiswa Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi’i Jember

IDENTITAS merupakan perkara yang menjadi pembeda antara seseorang dengan yang lain. Identitas tidaklah muncul secara tiba-tiba, dan ia tidak pula muncul karena bawaan lahir. Namun, identitas merupakan suatu tanda yang harus diusahakan sebagai bentuk pembeda antar diri seseorang dengan yang lainnya. Apabila seseorang memiliki identitas, maka ia akan dengan mudah memperkenalkan dirinya dengan identitas tersebut, sehingga ia akan mudah dikenali. Sebaliknya, apabila seseorang tidak memiliki identitas tertentu, ia akan sulit dikenali, meskipun ia telah memperkenalkan dirinya berulang kali. Hal ini disebabkan karena dirinya dengan orang lain tidak ada perbedaan yang mencolok.

Islam adalah identitas yang paling kuat yang Allah sematkan kepada para pemeluknya. Islam diturunkan oleh Allah sebagai agama penyempurna agama langit yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Selain itu, Islam juga datang sebagai agama yang menghapus legalitas agama lainnya seperti agama yang dipegang oleh Bani Israil dan nashrani, sehingga Islam menjadi agama yang paripurna untuk dianut oleh setiap manusia dan bahkan tidak ada pilihan lain bagi mereka yang hidup pada zaman setelah nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam diutus untuk menganut agama lain selain Islam. Hal ini sebagaimana yang terdapat di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, siapapun yang mendengar tentangku dari umat ini, begitu pula dari yahudi maupun nashrani, Namun ia mati dan belum beriman kepada apa yang aku bawa (Islam), makai a akan menjadi penghuni neraka. (H.R. Muslim).

Muslim adalah kepada seseorang yang menganut agama Islam. Namun, seseorang itu tidak cukup hanya mengklaim dirinya sebagai muslim hingga tampak sebuah identitas yang menjadi ciri khas seorang muslim. Identitas seorang muslim adalah ia yang menegakkan Rukun Islam di mana setelah ia berikrar mengucapkan pengakuan bahwa tiada Zat yang berhak untuk diibadahi kecuali hanya Allah serta Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah hamba dan utusanNya, maka ia menegakkan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji apabila ia memiliki kemampuan. Setelah seorang muslim berusaha untuk menegakkan rukun Islam yang 5 ini, barulah tampak dalam dirinya identitas seorang muslim.

Berita Lainnya

Berdayakan Masyarakat Peduli Mangrove Rambai

Menyudahi Konflik Agraria

1 dari 838

Seorang pekerja yang bekerja di suatu instansi tertentu, ia akan diberikan suatu tanda baik berupa seragam, maupun kartu nama yang digantungkan di saku bajunya, atau model lainnya yang berfungsi sebagai identitas dirinya dengan orang lain yang tidak seprofresi dengan dirinya. Apalagi seorang pimpinan, maka akan tampak identitas yang sangat khas yang melekat dengan dirinya yang menjadikan dirinya tampil beda dengan para bawahannya. Para pekerja maupun para atasan tidak akan tampil berbeda apabila mereka tidak menampakkan identitasnya. Demikian pula seorang muslim, apabila ia tidak menjaga rukun Islamnya, ia tidak ada ubahnya seperti orang yang tidak menganut agama Islam. Padahal Islam adalah agama yang menjadi pembeda antara penganut kebenaran dan jalan keselamatan dengan para penganut jalan kesesatan dan kesengsaraan. Suatu ungkapan yang sangat tegas diungkapkan oleh Umar bin Khattab, “kita adalah kaum yang telah Allah muliakan dengan Islam, maka siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka Allah akan menghinakannya.

Suatu hal yang sangat miris tampak tersebar di tengah-tengah kaum yang mengaku sebagai kaum muslimin, di mana di tengah kaum tersebut, tidak tampak adanya identitas identitas yang mencirikan kekhasan kaum muslimin yaitu menegakkan Salat. Ketika azan dikumandangkan, hanya sedikit yang mendatangi masjid untuk melaksanakan salat berjamaah, di mana Sebagian masyarakat lainnya masih sibuk dengan perdagangannya, dengan pekerjaannya yang lain hingga berlalu salat jamaah sedangkan mereka masih dengan kesibukannya. Padahal, salat menjadi identitas paling utama bagi seorang muslim, sebagaimana yang disabdakan nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Buraidah, “perjanjian antara kami mereka adalah Salat, maka siapa yang sengaja meninggalkannya, maka ia telah jatuh ke dalam kekufuran” (H.R. At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibn Majah dan Ahmad). Dalam hadis ini, Rasulullah menegaskan bahwa salat menjadi identitas krusial yang harus ada dalam diri seorang muslim, apabila seorang yang mengaku dirinya muslim, namun tidak menunaikan salat, maka identitasnya sebagai seorang muslim patut diragukan.

Dalam keadaan yang lain, ketika datang bulan Ramadan, di mana pada waktu tersebut kaum muslimin memiliki identitas yang sangat khas dengan penganut agama lainnya, yaitu kaum muslimin berpuasa disiang hari, dan menunaikan salat tarawih di malam hari. Namun, suatu keadaan yang sangat miris terjadi ketika Sebagian orang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim malah dengan sengaja makan dan minum di siang hari bulan Ramadan. Tidak ada alasan sakit ataupun sedang safar yang ada pada diri mereka. Namun, apabila ditanya apakah anda muslim? Mereka dengan tegas mengatakan, iya saya muslim. Namun ketika ditanya mengapa anda tidak berpuasa? Mulailah banyak alasan yang muncul untuk memberikan uzur atas diri mereka sehingga mereka seakan akan boleh tidak berpuasa.

Oleh karena itu, bagi kita yang mengaku sebagai seorang muslim, tidaklah pantas kita mengaku sebagai seorang muslim tapi identitas tersebut tidak kita tampakkan. Sebagai seorang muslim hendaklah menjaga salat, terutama bagi kaum laki-laki untuk menjaga salat berjamaah di masjid, berpuasa di bulan Ramadan, menunaikan zakat ketika harta telah sampai nishab dan haul, atau menunaikan zakat fitrah apabila telah mendekati idulfitri, serta menunaikan haji bagi yang telah mampu. Rukun Islam yang 5 ini adalah identitas dasar seorang muslim yang membedakan dirinya dengan penganut agama lain. Apabila seorang muslim dengan mudahnya meninggalkan salat, tidak berpuasa, harta banyak tetapi tidak mau berzakat, tidak mau menunaikan haji padahal sudah memiliki kemampuan, maka alasan apa yang patut disampaikan di hadapan Allah kelak ketika kita semua dimatikan dan dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita di dunia? Semoga dapat menjadi renungan bersama.

Berlangganan via E-MAIL
Berlangganan via E-MAIL
Berita Menarik Lainnya

Situs ini menggunakan Cookie untuk meningkatkan Kecepatan Akses Anda. Silahkan Anda Setujui atau Abaikan saja.. Terima Selengkapnya