Iklan
Iklan
Iklan
OPINI PUBLIK

Cost Politics vs Jariah Politik

×

Cost Politics vs Jariah Politik

Sebarkan artikel ini

oleh : Rofi Zarzaida
*Wartawan Senior, Wirausaha, Konsultan PR & Brand Management, Aktivis, Bidang Pangan & Pertanian

“Lahan jariyah politik tidak banyak dilakukan oleh para pemimpin dan calon pemimpin negeri ini. Taruhlah jika anda gagal dalam berkompetisi, namun kemanfaatan yang terus dirasakan diluar masa pemilu, telah menjadi investasi masa depan sekaligus tiket berkelanjutan yang tak terputus hingga akhir hayat…”

KITA meyakini di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan, selain semuanya ditakdirkan karena suatu alasan. Hikmah kematian selalu menjadi pesan terbaik bagi siapapun yang ditinggalkannya.

Tak lama berselang dunia politik di Kalimantan Selatan tengah berduka. Berawal dari kabar berpulangnya Hasanuddin Murad, anggota DPRD Provinsi Kalsel dan mantan Bupati Barito Kuala pada 18 Mei 2023 di negeri jiran Malaysia. Kemudian dalam hitungan jam, disusul dengan berpulangnya Zainal A. Husni, anggota DPRD Banjarmasin. Tidak cukup sampai disitu, belum genap 40 hari setelah politisi dari Golkar dan PKB itu tiada, publik kembali tersentak dengan berita berpulangnya Desmond “Junaidi” Mahesa, anggota DPR RI fraksi Gerindra pada 25 Juni 2023 di RS Mayapada Jakarta.

Kepergian tiga legislator tingkat pusat, daerah dan kota, putra terbaik Kalsel dibidang politik ini bukan hanya menyisakan duka, namun juga perenungan diri. Khususnya bagi para calon wakil rakyat yang memilih Kalsel sebagai daerah pemilihan. Luruskan niat dan kemauan berkhidmat di kancah politik semata-mata untuk membangun banua menuju kemaslahatan. Ketahuilah, wakil rakyat adalah agen perubahan yang berperan sebagai motor penggerak kesejahteraan, keadilan dan kerukunan masyarakat banua yang diwakilinya.

Kebijakanmu adalah jariyahmu. Dalam konteks ini Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang melakukan suatu kebajikan, maka ia akan mendapatkan pahala dari kebajikan yang ia lakukan dan pahala dari kebajikan orang lain yang melakukannya. Dan barang siapa yang melakukan keburukan maka dia akan mendapatkan balasan dari keburukan yang ia lakukan dan keburukan orang lain yang mencontohnya.” Belajar dari sepak terjang Hassanudin Murad, Zainal A Husni dan Desmond J. Mahessa selaku politisi senior, maka kita yakini bahwa kebijakan-kebijakan yang mereka kawal selama bertugas, Insyaa Allah telah banyak menghasilkan dampak positif dan berkelanjutan hingga akhir hayat.

Baca Juga:  Mengungkap Tubuh Manusia yang Sempurna

Mengutip pernyataan tegas Plato, bahwa segenggam kekuasaan lebih berharga dari sekeranjang kebenaran. Maka siapapun yang membutuhkan suara rakyat dapil Kalsel pada perhelatan demokrasi 2024 mendatang, pastikan mereka paham bahwa kekuasaan yang akan mereka raih kelak sangat menentukan nasib masa depan dan generasi Kalsel. Jangan korbankan banua, karena minyak angin saja tidak boleh coba-coba !

Kita menyadari sistem rekruitmen parlemen berbeda dengan seleksi eksekutif dan yudikatif yang lebih terukur dengan penjejangan karier yang bertingkat. Seleksi anggota parlemen dilakukan oleh pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) yang kemungkinan melahirkan anggota parlemen yang berkualitas atau sebaliknya.

Sejumlah kisah konyol dan memalukan sempat berseliweran di beranda media sosial terkait anggota parlemen yang jauh dari harapan. Hal ini diperkirakan karena belum adanya standar proses rekruitmen di partai politik sehingga tidak heran terkadang momen disorientasi pernah dialami anggota parlemen yang hanya berbekal peruntungan namun bukan kompetensi yang sesuai dengan peran dan fungsinya selaku wakil rakyat.

Ragam fasilitas prima untuk kenyamanan bertugas para wakil rakyat, sudah saatnya diisikapi bukan sebagai hadiah, namun wajib dianggap beban yang menuntut kinerja berimbang atau jika perlu lebih banyak dari yang telah diterima.

Kita memahami perjalanan menuju tampuk kekuasaan sebagai anggota parlemen sungguh berliku. Membutuhkan stamina mental dan energi serta dukungan finansial yang tidak sedikit. Sejumlah biaya politik atau yang kerap disebut cost politics mulai tercatat argonya sejak pendaftaran dimulai dan terus membengkak hingga putaran terakhir.

Apa saja yang termasuk dalam kategori cost politics? yaitu harga atau biaya yang harus dikeluarkan untuk berpolitik misalnya konsumsi, transportasi, biaya atribut dan biaya operasional kunjungan bertemu konstituen pada saat kampanye. Sesuai aturan, Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye wajib dilaporkan secara rinci sebagai bentuk pertanggung jawaban biaya politik yang tercatat dan wajar.

Baca Juga:  Resolusi Hakiki di Tengah Tantangan Multidimensi

Apakah cost politics dapat dikonversi menjadi jariyah politik? Tentu saja bisa jika kita mau, konkritnya diperlukan strategi bauran komunikasi dan promosi dalam kampanye yang memiliki nilai kemanfaatan yang panjang dan tercatat menjadi jariyah tiada terhenti. Terdapat empat syarat strategi jariyah politik yang bisa diterapkan. Pertama dana kampanye harus menjadi ilmu, misal kegiatan belajar Al Quran, memberikan buku gratis atau kegiatan mendongeng untuk pembentukan karakter. Kedua, dana kampanye harus bernilai ekonomi. Misal bantuan benih dan pupuk bagi petani, perluasan akses pasar bagi UMKM, pembinaan kewirausahaan serta kegiatan lain yang berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat. Ketiga, dana kampanye menjadi monumen kebaikan misalnya mendirikan tempat ibadah dikawasan terpencil, memperbaiki rumah atau sekolah yang rusak hingga penyediaan sanitasi bagi masyarakat pedalaman. Keempat, Dana kampanye harus dapat dinikmati orang banyak bukan pribadi atau segelintir kelompok saja. Membangun klinik kesehatan kecil untuk seluruh warga lebih bermanfaat dibanding memberi hadiah umroh hanya untuk kepala desa yang menikmatinya secara pribadi.

Lahan jariyah politik tidak banyak dilakukan oleh para pemimpin dan calon pemimpin negeri ini. Taruhlah jika anda gagal dalam berkompetisi, namun kemanfaatan yang terus dirasakan diluar masa pemilu, telah menjadi investasi masa depan sekaligus tiket berkelanjutan yang tak terputus hingga akhir hayat. Yuk, berhitung lebih cermat lagi sebelum masa kampanye dimulai. Jika memiliki dana lebih besar lagi, bantuan permodalan untuk pedagang mikro jauh lebih berharga dibanding hanya memasang wajah mentereng di baliho di sejumlah area prima.

Masyarakat membutuhkan alasan mengapa harus memilih anda. Mereka ingin tahu siapa anda, bukan melihat dari tingkat pendidikan anda namun seberapa luwes kepribadian dan kesantunan anda. Percayalah tren promosi saat ini sudah bergeser secara dinamis. Jika konten dianggap raja, maka komunitas dianggap ratunya. Oleh karena itu kebersamaan anda dalam membina masyarakat membutuhkan pesan kunci yang membuat anda tidak terlupakan.

Baca Juga:  Pentingnya Menentukan Metode Pembelajaran Yang Tepat Dalam Pembelajaran Matematika

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya amal dan kebajikan yang dapat menyusul orang mukmin setelah dia meninggal dunia di antaranya yaitu: ilmu yang disebarkan, anak sholeh yang dia tinggalkan, mushaf Al-Qur’an yang dia wariskan, masjid yang dibangunnya, rumah tinggal pagi perantau yang dia bangun, sungai yang dia alirkan (irigasi), dan sedekah harta yang dikeluarkannya saat sehat dan hidup. Seluruh amal dan kebajikan ini akan menyusul orang mukmin sepeninggalannya dari dunia.” (HR. Ibnu Majah). Mengoptimalkan strategi persiapan cost politics menjadi jariyah politik diperlukan niat tulus mengabdi.

Jangan percaya dengan money politics, transaksi jual beli suara untuk memilih paslon tertentu. Jangan dianggap politik uang ini sebagai jaminan kemenangan, karena kita percaya bahwa kekuasaan dan takdir kepemimpinan tergantung garis tangan bukan hanya tanda tangan apalagi buah tangan. Insyaa Allah.

Iklan
Iklan