Oleh : AHMAD BARJIE B
Siapa bilang hidup di perkotaan tidak ada yang gratis. Ya, tentu banyak orang bilang demikian. Sehari-hari kita merasa, hidup di kota serba duit. Berjalan sedikit duit, makan minum duit, buang air dipasar atau stasiun, walaupun setetes juga duit. Lebih-lebih urusan mati, pasti butuh duit. Nyaris tak ada yang gratis.
Namun hal itu jangan dipukul rata. Masih banyak kalangan yang suka memberi secara gratis. Tanpa kita sadari, di daerah kita ini masih banyak yang dermawan, di samping tentunya lebih banyak yang pelit.
Melalui media online dan media sosial kita melihat banyak orang yang memfasilitasi makan gratis. Banyak yang memiliki rumah makan gratis. Ada pula yang membuka warung makan, dan sekali seminggu digratiskan dan sebagainya. Ada pula masjid yang melayani makan dan minum gratis untuk jemaahnya. Sekarang pemerintah juga sedang merancang makan gratis untuk rakyatnya. Kita lihat saja nanti seperti apa program ini berjalan, apakah terbatas untuk anak sekolah, untuk para fakir miskin, atau masyarakat umum.
Kesediaan memberi makan gratis ini, sudah tentu amat dianjurkan dalam Islam. Dalam Al-Qur’an Surah Saba: 39 Al-Baqqarah 272,273 Allah menyuruh manusia membelanjakan hartanya, semua itu Allah mengetahuinya dan akan membalasnya dengan ganjaran pahala berlipat ganda.
Di antara sejumlah hadits yang menyuruh berbuat demikian berbunyi: Ada orang bertanya kepada Rasulullah, “perbuatan apa yang terbaik dalam Islam?”. Jawab Nabi, “Memberi makan kepada orang yang memerlukan, dan memberi salam kepada orang yang kau kenal atau tidak kaku kenal (HR Bukhari Muslim).”
Nabi SAW juga sering mengundang masyarakat untuk makan bersama, baik yang muslim maupun yang belum, lalu beliau mendakwahi mereka. Nabi juga menganjurkan agar orang saling memberi antar sesamanya, dan tidak boleh menolak atau menghina pemberian.
Pejabat yang ingin dekat dengan rakyat seyogianya sering mengadakan makan/minum bersama rakyat. Dulu Presiden Soekarno juga sering mengadakan acara “coffee morning” bersama rakyat di istana. Dan Presiden Soeharto pun sering mengundang masyarakat makan bersama beliau, khususnya di saat lebaran. Pejabat-pejabat kita di daerah ini juga demikian.
Namun harapan kita, acara makan gratis bersama ini mestinya lebih sering diadakan. Dan alangkah baiknya kalau masyarakat yang datang tak hanya disuguhi makanan/minuman, tapi juga sambal diberi penyuluhan. Misalnya tentang Gerakan Disiplin Nasional, tentang sampah, tentang menanggulangi bahaya kebakaran, tentang kantong plastik, tentang vaksin, dan segala macam. Dengan begitu, selain perut kenyang, pikiran juga tenang.