BANJARMASIN, Kalimantanpost.com –
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi di Indonesia.
Berdasarkan data diatas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat, karena jumlah UMKM yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaya Kamdani usai acara Member Gathering dan Seminar Nasional serta pembukaan Apindo UMKM Festival di halaman Swissbell Hotel Banjarmasin, Kamis (31/8/2023) mengungkapkan Apindo tidak hanya menciptakan banyak UMKM, tapi UMKM naik kelas.
“Bagaimana membawa produk-produk UMKM tidak hanya di pasarkan di tingkat nasional, tapi masuk pasar global atau ekspor,” paparnya.
Menurutnya, DPP Apindo Kalsel yang dipimpin Dr Supriadi SPd, MM telah melakukan hal itu, dengan memasarkan produk-produk UMKM seperti kerajinan purun ke Amerika Serikat.
“Terobosan yang dilakukan Apindo Kalsel sesuai dengan misi Apindo Pusat,” tegas Shinta.
Namun, lanjut dia, dalam pemasaran produk UMKM ke luar negeri tidak bisa dilakukan sendiri, tapi perlu fasilitasi dan pendampingan berbagai pihak, tak hanya Apindo juga pemerintah maupun yang lainnya.
“Kami sudah punya program membantu UMKM dalam pengembangan dari produksinya, pembiayaan dan akses pasar global maupun peningkatan kapasitas UMKM itu sendiri,” tegasnya.
Ditambahkan Shinta yang baru satu bulan menjabat DPN Apindo, secara nasional jumlah UMKM yang mereka bina 3.000 lebih.
Selain itu, lanjut dia, Apindo juga menggulirkan program unggulan UMKM Merdeka. ” Ini kerjasama dengan Apindo dan perguruan tinggi berbagai provinsi di Indonesia.
Para mahasiswa, lanjut dia, tak hanya sekedar kuliah tapi mahasiswa juga magang di UMKM, karena masuk ke dalam kurikulum universitas dan dapat kredit.
“Selama magang, mahasiswa dapat pendampingan pengusaha dan ini sudah berjalan dengan baik,” paparnya.
Shinta menjelaskan, peluncurkan program UMKM Merdeka sebagai sebuah kolaborasi pentahelix, di mana ekosistem pertumbuhan dan ketangguhan pelaku usaha kecil dan menengah diperkuat oleh pengetahuan, sumber daya manusia, dan kebijakan publik yang baik.
“Bentuk nyata dari kolaborasi strategis ini akan diwujudkan melalui berbagai program pendampingan dan pelatihan, mentorship, akses permodalan, perluasan kerja sama di ranah riset, dan inovasi serta publikasi terkait UMKM secara luas di masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan program UMKM Merdeka hadir untuk mengembangkan sistem kolaboratif yang diharapkan dapat mengakselerasi UMKM untuk naik kelas.
“Program ini akan mempersiapkan mahasiswa untuk meraih capaian pembelajaran dan praktik kewirausahaan secara lebih maksimal. Juga mendorong percepatan pertumbuhan UMKM dengan berkolaborasi dengan pemerintah maupun sektor swasta yang memiliki praktik bisnis baik,” tandasnya.
Terpisah, Ketua DPP Apindo Kalsel, Dr Supriadi SPd, MM menambahkan, pihaknya sudah melakukan terobosan dengan memasarkan produk UMKM ke pasar global.
“Apindo Kalsel turun tangan langsung, ikut memasarkan produk UMKM dari Balangan berupa purun dan Sasirangan Batola keluar negeri atau ekspor ke Amerika Serikat dengan membuka jaringan sendiri dengan bekerjsama Diaspora di Amerika Serikat,” ucapnya.
Jangan heran, lanjut Supriadi, bule-bule di Amerika Serikat mengenakan tas purun saat berjalan.
“Kami juga akan mencoba memasarkan hasil kerajinan Banua di Eropa,” ujarnya saat membuka acara Member Gathering dan Seminar Nasional.
Ditambahkannya, Apindo Kalsel bekerjasama dengan pemerintah daerah agar bisa memberikan sinergi posifif buat UMKM di Banua.
“Harapan hasil olahan UMKM di Kalsel kedepannya pemasarannya bukan hanya go nasional, tapi internasional,” tegasnya.
Supriadi menyebut, ada 350 lebih UMKM yang dibina Apindo Kalsel. (Mau/KPO-3)