Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

BERSATU DALAM IMAN

×

BERSATU DALAM IMAN

Sebarkan artikel ini

Oleh : CAKRAWALA BINTANG

Iman kepada Tuhan itu adalah dasar daripada setiap ibadah.Iman kepada Tuhan yang satu adalah ajaran yang di bawa sejak Nabi Adam sampai Muhammad. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa berdasarkan Tauhid, dengan syariat yang sudah ditentukan. Namun ternyata Taurat tidak seperti aslinya,atau terjadi penyimpangan. Banyak generasi berikutnya tidak mengerti akan semua itu. Begitu juga Injil,penyimpangan pada kitab suci,yang diamalkan pada kehidupan sehari-hari, sehingga pengertian Tauhid menjadi tersesat. Karena tidak bersesuaian dengan nilai-nilai syariah itu sendiri. Ketika Islam mengembalikan nilai-nilai Tauhid yang benar dalam syariah-syariah dan aqidah yang di bawa Muhammad. Maka pengkabaran pada penyimpangan penyimpangan Tauhid pada kitab-kitab masa lalu itu, ternyata banyak juga mengalami hambatan. Karena itu mereka tidak percaya kepada Muhammad sebagai Rasul terakhir.

Baca Koran

Oleh karena itu, Palestina menjadi rebutan, antara mereka yang setia kepada kitab suci di masa lalu itu. Dimana Jerusalem adalah kota kelahiran Nabi Isa dan masjid yang disebut dengan Masjidil Aqsha. Maka jadilah kota itu juga merasa memilikinya, dari tiga agama, yaitu Islam, Yahudi dan juga Nasrani. Jelas, jika kota itu merupakan akar yang sama, yang mana masih berhubungan dengan nabi yang membawa risalah Tauhid itu. Sangat patut untuk menganalisa kembali mengapa tiga agama yang mempunyai akar yang sama itu, saling bertikai, apakah tidak bisa caranya untuk bersatu? Atau setidak-tidaknya memiliki bersama kota Jerussalem itu? Seperti yang pernah dilakukan,sehingga tidak terjadi perbenturan politik. Masalah yang timbul, apabila salah satu yang terikat perjanjian itu mulai ingin menguasai atau ingin melenyapkan pihak lain yang terikat perjanjian?

Padahal mengenai Tauhid murni dijelaskan, “Allah telah menyatakan, bahwa tidak ada Tuhan,kecuali Dia dan telah mengakui pula malaikat-malaikat dan orang-orang yang berilmu,sedang Allah itu berdiri dengan Keadilan. Tidak ada Tuhan,kecuali Dia yang Mahaperkasa, lagi Mahabijaksana”. (QS. Ali Imran : 18)

Baca Juga :  YAHYA

Pada ayat 19, “Sesungguhnya agama di sisi Allah, ialah Islam. Tiadalah berselisih orang-orang ahli kitab, melainkan setelah datang ilmu pengetahuan kepada mereka, karena berdengki-dengkian sesamanya. Barang siapa yang kafir akan ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah bersegera menghisabnya”

Pada Ali Imran ayat 139, “Janganlah kamu lemah dan jangan pula berduka cita, sedang kalau orang-orang yang lebih tinggi jika kamu beriman”.

Pada ayat 140, “Jika kamu mendapat luka (dalam peperangan), sesungguhnya kaum itu mendapat luka pula seumpamanya. Hari-hari(kemenangan)itu Kami perganti-gantikan di antara manusia dan suapaya Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan menjadikan sebagian kamu mati syahid dan Allah tiada mengasihi orang-orang aniaya”.

Ajakan Muhammad untuk kembali pada Tauhid serta meninggalkan penyimpangan pada Yahudi dan Nasranai, bahkan kalau perlu dengan Mubahalah, namun mereka tidak menanggapinya. Oleh karena itu, usaha sudah dilakukan sejak dahulu kala, yang mana pada akhirnya masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Di zaman ini nampaknya kasus itu ingin diselesaikan,perang dunia ketiga?

Iklan
Iklan