Iklan
Iklan
Iklan
HEADLINE

Komisi II DPRD Kalsel Lirik Pengembangan Industri

×

Komisi II DPRD Kalsel Lirik Pengembangan Industri

Sebarkan artikel ini
TARIK INVESTASI - Komisi II DPRD Kalsel belajar ke Provinsi Bali agar bisa menarik investasi sekaligus mengembangkan produk dari sumber daya alam yang ada, Senin (29/5/2023), di Denpasar. (KP/dprdkalsel)

Denpasar, KP – Komisi II DPRD Kalsel kini melirik pengembangan industri, khususnya menarik investasi masuk ke daerah ini.
Pengembangan industri dilakukan agar Kalsel tidak tergantung pada kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, namun tidak sebanding dengan pembangunan industri hilirnya.


“Kita khawatir minimnya industri akan menjadi penghambat terwujudnya ekonomi banua yang mapan dan mandiri,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo, usai tukar informasi dengan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bali, Senin, di Denpasar.

Android


Imam Suprastowo mengungkapkan,
Bali terkenal dengan inovasi-inovasinya dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia di provinsi tersebut.


“Ini yang harus dilakukan Kalsel untuk mengembangkan industri hilir, terutama yang menggunakan crude palm oil (CPO),” tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.


Imam Suprastowo mengharapkan adanya hasil dari industri hilir CPO, mengingat produk turunannya sekitar 150, namun baru ada 20 an saja.


“Jadi masih terbuka peluang yang belum dikelola, apalagi di Kalselbaru ada dua pabrik pengolahan CPO menjadi minyak goreng, padahal produksinya melimpah,” ujar Imam Suprastowo didampingi DPMPTSP Kalsel.


Untuk itu, Kalsel terbuka untuk investor yang ingin mengembangkan produk turunan CPO, mengingat di Indonesia belum terkelola dengan baik.


“Mungkin pengusaha Bali berminat menanamkan modalnya di Kalsel untuk pengembangan industri turunan dari sawit,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel VII, meliputi Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.


Ke depan, diharapkan ada investasi dari Bali untuk mengelola produk turunan dari sawit, mengingat Bali memiliki banyak inovasi dan kreatif mengolah produk yang diminati masyarakat, baik turunan sawit ataupun kayunya.


Koordinator Unit Substansi Pelayanan Perizinan dan Non Perizanan, Ida Bagus Putra Arimbawa mengakui bahwa pasca pandemi Covid-19, ekonomi Bali sangat terdampak karena saat itu masih fokus mengandalkan pariwisata.


“Bercermin dari Covid-19, saat ini sudah mulai ke sektor lain, seperti pertanian, perikanan, kelautan, ekomoni kreatif, perdagangan, dan terakhir pariwisata sebagai penunjang,” kata Ida Bagus.


Ditambahkan, Bali yang luasnya kecil ini bakal hancur jika hanya fokus pariwisata, sehingga diberikan program kerja dari gubernur untuk menggali potensi usaha.


“Khususnya UKM yang digenjot dengan bermitra pengusaha besar, seperti sayur mayur dipasok ke hotel-hotel,” tambahnya.


Kunjungan kerja ini merupakan bentuk kerja nyata Komisi II DPRD untuk membantu pemerintah Kalsel, khususnya dari segi regulasi, untuk menjaring investor. Tujuan utama dari upaya menarik investasi oleh pemerintah adalah untuk memutar perekonomian dan akhirnya rakyat juga yang makmur. (lyn/KPO-1)

Iklan
Iklan