Iklan
Iklan
Iklan
OPINI

Momen Kemenangan untuk Mengembalikan Junnah Umat Islam

×

Momen Kemenangan untuk Mengembalikan Junnah Umat Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd
Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi

Sebuah sudut kota Hotan, Xinjiang, China, kini berisi tumpukan puing-puing bangunan. Sudut itu, dulu adalah lokasi Masjid Heyitkah yang kemudian dirobohkan dan jadi puing di tempatnya pernah berdiri. Suasana akhir Ramadan dan Idul Fitri bagi masyarakat Muslim di kota ini tak semeriah saudara seiman mereka yang lain di dunia. Masyarakat Muslim yang kebanyakan adalah bagian dari suku Uighur dan minoritas lainnya merayakan Idul Fitri kali ini dengan tekanan, setelah puluhan masjid dihancurkan.

Android

Pada sudut lain kota, slogan “Didik Rakyat untuk Partai” terpasang dengan warna merah menyala di dinding sebuah sekolah dasar. Para murid pun harus memindai wajah mereka sebelum masuk gerbang yang dililit kawat berduri (cnnindonesia.com).

Sebelumnya, serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan puluhan warga Palestina di Jalur Gaza. Ada 42 orang tewas, termasuk 10 anak-anak. Dilansir dari Reuters, serangan itu dilakukan pada Minggu (16/5/2021). Militer Israel mengatakan korban sipil tidak disengaja. Pesawat jet Israel menyerang sistem terowongan yang digunakan oleh militan Hamas, yang runtuh, menobohkan rumah-rumah. Hamas menyebut “pembunuhan yang sudah direncanakan sebelumnya.”

Saat Dewan Keamanan PBB bersidang untuk membahas agresi Israel ke Palestina, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kampanye di Gaza terus berlanjut dengan kekuatan penuh. Netanyahu juga membela serangan udara Israel pada hari Sabtu yang menghancurkan gedung 12 lantai tempat Associated Press dan jaringan TV Al Jazeera berkantor. Dia mengatakan struktur itu juga menampung kantor intelijen kelompok militan dan dengan demikian menjadi target yang sah (detik.com, 17/05/2021)

Serangan pemikiran dan fisik menambah derita muslim sedunia merayakan Idul Fitri. Umat kehilangan jati diri khairu ummah dan tidak bisa mendapatkan hak-haknya untuk menikmati kegembiraan buah dari puasa Ramadan akibat terkungkung sistem sekuler. Sistem buatan manusia tersebut telah secara nyata mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, menyebabkan hancurnya harta benda, hilangnya kehormatan, eksploitasi laki-laki dan perempuan, hilangnya keyakinan, dan musnahnya rasa aman.

Akibat serangan yang telah dilancarkan Kapitalis Barat ke seluruh bagian umat Islam yang menghantam berbagai konsep dan pemikiran Islam. Namun, tidak ada serangan yang menimbulkan kerusakan lebih besar, yaitu mereka berhasil memecah belah kaum Muslim dan menjauhkannya dari Islam, daripada pemikiran nasionalisme. Akhirnya, nasionalisme dan patriotisme itulah yang berhasil meluluhlantakkan persatuan kaum Muslim hingga menyebabkan runtuhnya Khilafah Islamiyah. Kemudian, negeri Muslim dikerat-kerat dan mereka memecah belah kesatuan umat di dalamnya hingga hari ini.

Refleksi saat momen kemenangan Idul Fitri mestinya membuat kita makin takwa dengan kesungguhan yang berlipat guna menegakkan hukum-Nya. Kita seharusnya semakin menyadari bahwa berhukum kepada selain hukum Allah SWT akan membawa pada kehancuran. Kita pun mesti taat kepada syariah Islam secara totalitas. Karenanya, kita semua membutuhkan Khilafah Islamiyah, sebagai institusi politik negara yang akan menerapkan seluruh syariah Islam secara kaffah (totalitas).

Idul Fitri kaum muslim tanpa junnah (pelindung) sangat kentara terlihat di wilayah pendudukan, wilayah muslim yang tertindas seperti di Kashmir, Xinjiang, Rohingya, Palestina dan sebagainya. Hal ini mengingatkan kita bahwa muslim sedunia butuh junnah yakni khilafah untuk mengembalikan jaminan rasa aman dan perlindungan dari beragam serangan, ancaman dan memberikan kesejahteraan. Menghadirkan pemimpin yang hanya takut kepada Allah SWT, menerapkan syariah Islam dan melindungi umat Islam.

Kekuatan kaum Muslim terletak pada ikatan mereka dalam wadah sebuah negara. Yang Menyatukan mereka, dan mengkoordinasikan gerak mereka di seluruh dunia. Kaum Muslim berjihad di jalan Allah, mereka berperang demi Islam, dan dengan pemahaman bahwa Islam merupakan sebuah ideologi. Maka dalam sejarah peradabannya kaum Muslim tidak mudah dikalahkan.

Rasulullah Saw sebagai Kepala Negara Islam di Madinah, dan beliau Saw juga memimpin pasukan Muslim ke berbagai pertempuran yang terjadi selama masa hidup Beliau. Setelah itu, para Khulafa ar-Rasyidin menjadi pimpinan pasukan yang memerintahkan kapan pasukan Muslim harus bertempur. Sehingga jelas, bahwa kepala negara adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinan angkatan bersenjata.

Khilafah akan menggunakan semua cara yang tentunya sesuai syariah untuk menyatukan kaum Muslim, termasuk tentaranya, media massanya dan kekayaannya. Dengan tujuan agar suatu saat seluruh Muslim dapat dibebaskan dari belenggu kekuasaan yang zalim dan para penjajah. Karena, Khalifah adalah laksana perisai bagi umat sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu laksana perisai, dimana orang-orang akan berperang di belakangnya dan berlindung dengannya”.

Pengaruh yang diberikan oleh kaum Muslim yang bersatu di bawah naungan Khilafah Islamiyah kepada dunia dan umat manusia akan sangat luar biasa. Terdapat peluang yang sangat bagus bagi generasi Muslim untuk mampu keluar dari situasi yang menyedihkan seperti saat ini, hanya tinggal masalah waktu untuk mewujudkannya. Umat Islam akan menjadi kuat dan kokoh sehingga terhindar dari berbagai kezaliman dan penindasan. Karena itu, umat mestinya segera bangkit dan memperjuangkan tegaknya institusi Islam secara kaffah dengan cara yang benar.

Hanya dengan kembali pada Islam dan persatuan, kaum Muslim mempunyai harapan untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami saat ini. Sebab, kita meyakini keunggulan sistem Islam, bukan hanya karena dapat menyelesaikan problematika umat manusia. Akan tetapi, juga karena dapat menciptakan keadilan dan kemuliaan di dunia dengan pandangan dan tuntunan hidup yang ditetapkan oleh Sang Khaliq, yakni Allah SWT.

Iklan
Iklan