Iklan
Iklan
Iklan
HUKUM & PERISTIWA

Atap Bocor dan Plafon Rusak Parah Ganggu Siswa SMPN 4 Satui Belajar di Musin Hujan

×

Atap Bocor dan Plafon Rusak Parah Ganggu Siswa SMPN 4 Satui Belajar di Musin Hujan

Sebarkan artikel ini
Memprihatinkan - Kondisi atap yang berlubang dan plafon ruang kelas di SMPN 4 Satui cukup memprihatinkan. (KP/Istimewa)

SATUI, KP – Setiap hujan deras yang mengguyur dearah Satui, Kabupaten Tanah Bumbu secara tiba-tiba, membuat Munaja dan Sarmila, siswi kelas VIII SMPN 4 di Jalan Mahligai Bulan Desa Sinar Bulan RT 7 Satui cukup panik. Keduanya bersama rekan-rekannya harus bergerak cepat memindahkan meja dan buku ke tempat yang lebih aman, supaya tidak ‘kebasahan’.

“Atap dan plafon di kelas kami bocor, sehingga bila hujan turun air langsung masuk ke ruang kelas,” papar Munaja, seorang siswi SMPN 4 Satui yang dihubungi Kalimantan Post Online, Minggu (02/04/2023).

Menurut dia, biasanya dipindah ke tempat yang tidak bocor agar bisa mengikuti proses belajar mengajar.

Kondisi hampir ruang kelas yang atapnya bocor dan plafon yang rusak, timpal rekannya Sarmila cukup mengganggu mereka belajar.

“Bila hari panas, cahaya matahari langsung masuk diselela-sela atap yang berlobang,” ucap siswi kelas VIII ini

Ahmad Ramadani, siswa lainnya menambahkan tak hanya atap dan plafonnya bocor, sarana dan prasana pun sangat tidak memadai.

Misalnya, kondisi halaman sekolah yang biasa yang biasanya digunakan buat apel Senin sangat becek bila musim hujan.

“Juga cat ruang kelas yang sudah mulai kusam, hingga menambah kurang terawatnya ruang sekolah,” tandas siswa kelas IX ini.

Begitu juga pipa air kurang terkadang tidak mengalir, sehingga mengganggu siswa saat hendak berwdhu.

“Saya atas nama siswa berharap agar sekolah kami mendapat perhatian dari Pemkab Kabupaten Tanah Bumbu untuk merenovasi sekolah kami, sehingga bisa belajar dengan tenang terutama saat musim hujan atau panas,” ucap Ramadani.

Begitu juga halaman sekolah dilakukan pengerasan supaya bisa melaksanakan upacara maupun berolahraga disana.

Sementara itu, Wakil Ketua
Komite SMPN 4 Satui mengungkapkan, sekolah ini selama setahun terakhir dari segi mutu pendidikan baik formal maupun non formal telah mengalami kemajuan.

Baca Juga:  Keluhan Warga KotabaruUrus Balik Nama Harus Ke Banjarmasin

“Di tengah keterbatasan sarana dan prasananya, Kepsek dan gurunya berusaha mendidik secara maksimal. Itu dibuktikan di tahun 2022 lalu, hampir 90 persen siswi disini diterima di SMA Negeri di Satui,” jelasnya.

Selain itu, diberbagai lomba baik olahraga dan seni mampu meraih juara baik tingkat kecamatan maupun Kabupaten se Tanah Bumbu.

“Ini salah satu bukti dari segi mutu bisa bersaing dengan SMP lain yang ada di daerah ini,” tegas Nuryadin.

Dia berharap sekolah ini menjadi perhatian berbagai pihak, terutama sarana prasana yang cukup memprihatinkan.

“Juga kepala sekolah melakukan pendekatan ke wargasekitar untuk menarik minat mereka supaya menyekolahkn anaknya di SMP Negeri 4 Satui,” tandasnya.

Kepala Desa Sinar Bulan, Satui, Maryadi, S.Sos mengaku cukup prihatin dengan kondisi bangunan dan ruang kelas di SMPN 4 Satui.

“Harapan kami, pemerintah daerah terutama Dinas Pendidikan Tanah Bumbu harus memperhatikan dan secepatnya merehab lokal sekolah. Ini untuk memberikan keamanan dan kenyamanan belajar mengajar dan kedepannya bisa meningkatkan minat belajar dan memacu masyarakat yang lulusan SD/MI agar masuk sekolah ke SMPN 4,” tandasnya.

Maryadi juga berharap agar kepala SMPN 4 menjaga dan merawat fasilitas yang ada agar tetap bisa digunakan untuk kenyamanan anak didiknya.

Kepala SMPN 4 Satui, Tusino SPd mengakui kondisi atap dan plafon sekolah yang rusak dan bocor.

“Seluruh ruang kelas yang jumlahnya enam buah kondisi atapnya bocor dan plafonnya hancur,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Tusino, pihaknya sudah tiga kali mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan maupun anggota dewan Kabupaten Tanah Bumbu, tapi hingga saat ini belum direhab gedungnya

“Bukan hanya kami, juga Kades membantu mengusulkan di acara Musrenbang untuk direhab, cuma belum ada perbaikan. Kemarin ada info dan lampu hijau akan direhab tahun ini. Semoga terealisasi,” ucapnya.

Baca Juga:  Mantan Kades Sawaja Duduk di Kursi Terdakwa Tipikor

Kondisi gedung yang cukup memprihatinkan, membuat jumlah siswanya sangat minim sekali.

“Jumlah siswa hanya 30 orang dimana kelas VII hanya empat orang, kelas VIII ada 11 siswa dan kelas IX sebanyak 15 orang,” tandasnya.

Di sekitar SMPN 1 yang dibangun tahun 2007 dan beroperasi tahun 2008 ada beberapa sekolah diantaranya empat Tsanawiyah sasta dan tiga pondok pesantren serta satu MTs Negeri.

“Saya pun pelan-pelan melakukan pendekatan dengan lingkungan masyarakat, stekholder pemangku kepentingn dan juga ke SD dan MI supaya siswanya ke SMPN 4 Satui,” tandas Tusino yang baru satu tahun menjadi Kepsek di sekolah ini.

Sebenarnya, kata dia, sekolah ini bila terjadi banjir di Satui dijadikan tempat penampungan masysrakat. (Mau/KPO-3)


Iklan
Iklan