Islam terus berkembang, walapun dengan demikian Banua Banjar selalu juga mengikuti perkembangan dunia saat ini. Perkembangan dunia Islam jelas sekali dalam revolusi Iran, yang sebenarnya juga berhubungan sangat dengan daerah atau tanah air mereka sendiri. Dari Kerajaan Iran, yang bernuansa budaya kemudian dirubah oleh para ulamanya menjadi Republik Islam Iran. Dari budaya Persia, namun bagi ulama syiah yang banyak di sana mampu mengubahnya menjadi Republik Islam Iran. Itu bukan hal yang main-main,karena mereka akan menghadapi dunia Timur atau Rusia serta dunia Barat atau AS. Namun mereka mereka mampu, apalagi sebenarnya yang menjajah Iran ketika itu adalah Israel dan AS. Ini adalah sebuah perjuangan utama bagi tanah air.
Ketika berbicara Banua Banjar, yang jelas-jelas merupakan akar budaya kalimantan, yang banyak dipengaruhi oleh ajaran syekh Arsyad Al-Banjari, yang merupakan pengembangan budaya islam yang berbeda dengan daerah Sumatera seperti Padang atau daerah Jawa Timur atau Surabaya. Walaupun nampaknya sepintas lalu adalah sama, namun ada beda tersendiri, karena Syekh Arsyad Al-Banjari bukan belajar di Indonesia, namun langsung ke Mekkah dan Madinah dan Timur Tengah sekitarnya. Memang agak beda jika jawa Timur dengan kultur NU, yang juga pengaruh Soekarno untuk bisa meratakan sistim budaya mereka ke seluruh penjuru nusantara ini. Ingat selalu jika KH Hasan Basri, pada tahun 65-an sudah menghubungkan 3S, 3 selatan, yakni Banjarmasin, Makassar dan Palembang. Dimana menolak anjuran Soekarno untuk bisa meratakan ajaran yang sebenarnya tidak layak untuk daerah Banjar ini. Karena ajaran sosialis, marksis, tidak bisa diterima dan ditolak oleh 3S. Itu artinya budaya memang budaya, namun ada hal yang tidak layak untuk menghormati benturan cara pikir bagi suatu daerah.
Karena itu peristiwa Oktober 2024, di Banua Banjar ini, sehubungan dengan OTT adalah merupakan sebuah pelajaran utama untuk introspeksi bagi generasi selanjutnya. Jangan begitu mudah menggantung dengan budaya Barat atau sekedar pergerakan yang hanyalah untuk mendukung dan membesarkan partai politik tertentu. Sepintas lalu seakan materi seperti berkuasa, serta ingin meruntuhkan dasar Islam.
Pada peristiwa tertentu pada pelajaran Musa pada Khaidir, ketika Khaidir ternyata memindahkan kehidupan seorang anak manusia yang masih muda, kepada dimensi akhirat. Dimana anak muda yang bagi Khaidir berdimensi buruk, di dunia. Namun di akhirat mereka yang meninggal masih muda, apalagi belum baligh tentunya masuk surga karena tidak dikenal dalam tanggung jawab hukum. Bagi Khaidir, anak muda itu bermanfaat di akhirat, karena di dunia ini punya kemampuan untuk bisa mengajak kedua orang tuanya masuk neraka atau kafir. Orang tua atau generasi tua jangan diabaikan, mereka menginginkan jika ajaran iman dan takwa, itu terus berkesinambungan dalam kehidupan di dunia ini.Walaupun globalisasi begitu kuat menekan,bahkan bantuan partai politik, dimana “mereka orang daerah, yang tidak mengerti” ikut serta menekan dari dalam, agar mudahnya perubahan terjadi di Banua Banjar ini. Namun sangat disayangkan dengan pengetahuan iman dan takwa yang dangkal, seakan ingin menjadi pahlawan kesiangan di banua Banjar ini.
Masalah OTT pada Oktober 2024, merupakan teguran dan peringatan pada mereka yang haus akan kekuasaan, untuk kembali kepada ajaran yang benar tentang Islam yang diajarkan oleh Syekh Arsyad Al-Banjari. Ini adalah sekilas balik tentang semua itu, serta masih banyak lagi rahasia.