Iklan
Iklan
Iklan
BanjarmasinTRI BANJAR

Protes Dituding Kesalahan Provider Keberangkatan Jemaah Umrah

×

Protes Dituding Kesalahan Provider Keberangkatan Jemaah Umrah

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN – Adanya tudingan kesalahan “provider” pada keberangkatan jemaah Umrah ke Tanah Suci, diprotes.

Karena ini apa yang telah disampaikan kuasa hukumnya PT M sebelumnya yakni Krisna Dewa.

Semua itu ditepis Ida Royani, salah satu agen penyalur, yang namanya disebut-sebut ketika itu.

“Jelas kami mererespon dan ini hak kami menjawab, apalagi si Dewa sebut-sebut nama saya dan Rahmaniah,” ucap Ida Royani kepada wartawan, Rabu (14/6/2023) malam.

Lantas dia sebut mulai “carut marutnya” travel M milik EA ini pada keberangkatan jemaah Maret 2023.

Dimana ada 99 orang, termasuk jemaahnya 9 orang dan dirinya jadi 10.
Juga jemaah dari empat agen penyalur lain hingga seluruh totol sekitar 120 orang.

“Sebetulanya provider ditunjuk menjalankan sesuai rencana, bahkan ada salah satunya yang the best di Jatim dan dapat penghargaan minggu tadi di Arab, ini bukti,” tegasnya.

Kemudian katanya sejak 10 Maret, EA ditagih provider atas bayaran dari 120 jemaah yang nilai uang seluruhnya Rp 2,8 Miliar, yang lengkap penyataan pakai materai, ini resmi.

“Bahkan travel di Jatim bersedia jadi saksi apa bila EA menyangkal.
Tenyata PT M, yang berani berangkatan 120 orang melui travel besar ini. Tapi kenyantaannya yang mesti berangkat pada 12 Maret.

“Namun pada 10 Maret-nya ia belum bisa selesaikan pada provider yang dibilang Dewa nakal.

Padahal provider sudah keluarkan biaya visa, biaya makan, tiket, hotel lainya. Inilah mulai PT M, kacau,” bebernya.

Kalau disebut- sebut 33 jemaah, bukan dari Ida.

“Iya emang karena saya bawa sembilan saja, jemaah yang 33 ini bawaan temannya H Noorliani.

Bahkan katanya jemaah 33 itu dari 7 Maret sampai balik 21 Maret “bertetasas air mata”, karena tak sesuai janji padahal orang sudah bayar.

Baca Juga:  Disdik Bolehkan Dana BOS Dipakai Beli Kouta Internet

“Alhamudulilah 19 Maret jemaah ulun (saya) bisa bernagkat, dengan catatan dijanjikan EA beli dulu tiket Surabaya- Jedah dan saya ganti di 25 Maret,” ujarnya menirukan ucapan EA.

“Karena tak ingin malu balik atau tak jadi berangkat, ya mau tak mau harus mengadakan uang Rp 10,5 juta itu dan ada yang pinjam sama-sini dan jual barang,” ujarnya dengan bukti-bukti chat.

“Kami sudah bayar Rp 28 juta ditambah disuruh utang di bank daerah 10,5 juta, otomatis masuk rekening PT M, dan dijanjikan beranagkat, tapi tak ada kabarnya, ucap Ida.

Ia katakan padahal juga ada ada 18 agen lain yang beli tiket sendiri.
“Tapi saya fokus berangkatan jemaah saya dan yang terpaksa keluarkan Rp 10,5 juta agar bisa berangkat ke Jedah. Ini supaya Dewa tahu persoalannya,” ungkap Ida.

“Harapan kami, seandainya pemilik travel ini komitmen, memang ada donatur yang membayar, dialah yang bertanggung jawab harus membayar tiap bulan, jangan ingkar janji begini,” ucapnya.

Bahkan Ida lainnya memiliki bukti percakapannya dengan EA, pemilik travel M tersebut.

“Dia menyatakan bahwa utang itu akan ia bayar setiap bulannya, dan ini juga ada bukti pencairan dari bank ke travel,” sambungnya.

Belum lagi kata Ida terkait dengan 33 orang calon jemaahnya yang membayar dan dijanjikan berangkat pada bulan Maret.

Terus Ida merasa di fitnah, itu ada dua jemaah Ida yang atasnama Bambang dan istrinya, yang sudah setor Rp 40 juta, tapi Rp 14 jutan-nya disuruh setor ke dirinya.
“Ini seolah olah saya makan duit jemaah Rp 14 juta.

Ini saya buktikan kalau Bambang dan istrinya masih ada sisi belum terbayar Rp 20 juta, dan bahkan EA, ancam akan tak ikutkan.

Baca Juga:  Revitalisasi Pasar Batuah Diusulkan Difasilitasi Rusunawa

Karena jemaah saya, maka diselamatkan dan saya setorkan uang pribadi dulu Rp 20 juta, ini buktinya BSI setoran saya ke PT M,” jelasnya.
Kalau dibilang sisanya masuk ke rekeningnya?.

Ida akui benar untuk beli tiket Banjarmasin- Surabaya (tiket domistik istilahnya).
“Dimanapun juga seperti ini,” tambah Ida.

Disitu pula dalam pertemuan dnegan Dewa lanjutnya dihadirkan Noorsidah, yang padahal tahu bagimana kondisi jemaahnya yang pertama diberangkatkan pada Bulan Ramadan lalu.

“Kalau pemberanagkatan bagus, buka puasa dan sahur di hotel dong, tapi kenyataan lain,” ceritanya.

Setidaknya EA harus tahu, ini jangan sampai memalukan. “Atas tudingan yang saya rasa tak benar dan cemarkan dirinya, maka berencana melaporkan ke Polisi,” ujar Ida.

Sebelumnya Krisna Dewa, menepis adanya dugaan PT M melakukan penipuan.
“Terkait dengan 33 orang jemaah yang ditunda keberangkatannya, mereka bukan jemaah Ida Royani maupun Rahmaniah,” ujarnya.

Begitupun dengan jemaah yang tidak berangkat ke Madinah, pihaknya akan berupaya untuk memberangkatkan ulang jemaah tersebut, padahal itu merupakan tanggung jawab provider.

“Padahal kan ada aturan di undang-undang, terkait dengan penginapan jemaah, jika jemaah ditempatkan lebih dari 1000 meter dari masjidil haram, provider wajib menyediakan transportasi 24 jam,” terangnya.

Dikatakan, PT M belum punya PPIU. “Sedangkan kita masih menggunakan provider. Visanya pun punya provider. Kalau kita perusahaan bodong, mungkin kita akan berangkat tanpa menggunakan visa dari provider,” ucap Dewa. (KPO-2)

Iklan
Iklan